Banjarbaru, (Antaranews Kalsel) - Muslihah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, mengajak remaja menjad pelopor perubahan, saat "Talk How Bedah Buletin Smart with Islam" di Banjarbaru, Minggu.
Dalam bedah buletin yang bertema "I am a Muslim !!! And Pioneers of Real Change" itu, seorang pembicara Airnasari SPd
mengingatkan bagaimana sistem sekuler menghipnotis para generasi muda tanpa terkecuali generasi terbaik Islam.
"Dengan kecanggihan gadget dan `booming` media sosial, generasi muda Islam seakan terhipnotis sistem sekuler," tegasnya di harapan 92 remaja dari berbagai sekolah yang terlihat antusias mengikutiacara tersebut.
Selain itu, kecanggihan gadget dan booming media sosial seolah- olah menjadi "nyawa kedua" bagi remaja sehingga lahirlah generasi digital yang bukan hanya menyita waktu dan pikiran para remaja, tapi juga mengambil potensi terbaik dan istimewa mereka.
Melihat fenomena tersebut, Airnasari Airnasari, S.Pd (Guru Insantama dan Anggota MHTI Kota Banjarbaru) itu mengimbau para remaja membekali diri dengan tsaqafah Islam, berdakwah, serta menjadi pelopor perubahan hakiki supaya tidak terkecoh ide Barat yang menyesatkan.
Sementara itu, Ketua MHTI Banjarbaru Desi Lusiana S.Ag mengatakan pentingnya peran para pemuda sebagai motor penggerak utama perubahan.
"Pemuda diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat. Dalam sejarah da'wah Islam, pemuda memegang peranan yang sangat penting," tegasnya sembari mengutip ceritera-ceritera/sejarah Islam dalam Al Quran.
Sebagai contoh kisah keberanian pemuda, di antaranya Ali bin Abi Thalib yang paling muda ketika itu berumur delapan tahun, memiliki kecerdasan dan kepiawaian dalam strategi berperang serta menjadi khalifah pada usia muda.
Kemudian Abdullah bin Masud (14) yang kelak menjadi salah satu ahli tafsir terkemuka, Saad bin Abi Waqqash (17) menjadi panglima perang yang menundukkan Persia, Jafar bin Abi Thalib (18), dan Zaid bin Haritsah (20).
Selain itu, Utsman bin Affan (20), Mushab bin Umair (24), Umar bin Khatab (26), Abu Ubaidah Ibnul Jarah (27), dan pada masa setelah mereka tersebut Muhammad Al-Fatih (24) telah menaklukan Konstantinopel, tuturnya.
"Sesudah mengikuti acara Talk How Bedah Buletin Smart with Islam ini, para peserta terinspirasi untuk menjadi pribadi-pribadi muslim yang tangguh dan berpengaruh untuk kemuliaan Islam dan kaum Muslim," demikian Desi Lusiana.
Sedangkan Ketua Remaja Smart Club (RSC) Banjarbaru Nadiya Ul Haq Mahmud menggambarkan bagaimana ajaran Islam itu tinggi dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya.
"Namun, saat ini ajaran Islam ditampilkan tidak utuh sehingga generasi muslim tidak bisa melihat kesempurnaannya," tutur siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Banjarbaru (35 kilometer utara Banjarmasin) itu..
Sebagai akibat ketidakutuhan dalam menampilkan jaran Islam itu, lanjutnya, mereka mengganggap ajaran Islam negatif, tidak modern dan kekinian.
Padahal, menurut dia, justru ketika menjadikan Islam sebagai satu-satunya pedoman hidup maka kemuliaan akan bisa mereka raih, ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengajak para remaja kembali kepada ajaran Islam kaffah agar Islam rahmatan lil alamin bisa terwujud dan mendatangkan kebahagiaan di dunia maupun akhirat.
Talk How Bedah Buletin Smart with Islam itu di aula Balai Pendidikan Kegiatan Belajar (BPKB) Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) Jalan Ahmad Yani Km 30 Banjarbaru.
MHTI Banjarbaru Ajak Remaja Jadi Pelopor Perubahan
Senin, 30 Mei 2016 10:09 WIB