Puasa Ramadhan 1432 telah memasuki malam ke-21 atau malam selikur yang dipercayai sebagai malam penuh berkah.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pada hari ke-20 Ramadhan pertokoan hingga supermarket mulai dipenuhi oleh pembeli baik untuk membeli kebutuhan menjelang lebaran ataupun untuk membeli berbagai bingkisan parsel untuk dibagikan kepada relasi.
Besarnya animo masyarakat maupun perkantoran untuk membeli parsel tersebut, membuat bisnis yang mengandalkan kreatifitas penyusunan makanan ringan hingga perabot rumah tangga itu, dalam beberapa tahun terakhir cukup menjamur di Kalsel.
Bisnis yang cukup menggiurkan tersebut, tidak hanya dilakukan oleh toko besar tetapi juga mini market hingga industri rumah tangga,juga berlomba menerjuni bisnis yang mampu menghasilkan keuntungan puluhan juta tersebut.
Tampak sebagian besar pertokoan di Banjarmasin kini dipenuhi oleh jualan parsel mulai dari harga Rp500 ribu hingga jutaan rupiah.
Sayangnya, besarnya keuntungan dari bisnis tahunan tersebut membuat beberapa oknum pengusaha parsel ingin mendapatkan keuntungan lebih, antara lain dengan memasukkan barang kedaluarsa yang tidak mungkin dijual secara eceran.
Bahkan beberapa diantaranya, nekat mengurangi kue atau makanan kecil yang ada dalam bungkus kardus hingga tinggal separonya.
Salah seorang penerima parsel, Fadhlan mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, dia selalu menerima parsel yang isinya beberapa macam barang yang kedaluarsa, sehingga tidak mungkin lagi bisa dikonsumsi.
"Tahun lalu saya dapat parsel cukup besar, kemungkinan nilainya Rp750 ribu yang disusun di keranjang rotan tingkat tiga, ternyata sebagian kuenya sudah memasuki masa kedaluarsa, dan sebagian lainnya masa konsumsinya tinggal beberapa minggu lagi," katanya.
Hal yang sama juga dialami beberapa warga yang menerima parsel dari relasi, yang mengatakan selalu mendapatkan kue kedaluarsa yang diselipkan diantara susunan kue dalam parsel.
Tampaknya sebagian pedagang maupun pengusaha parsel telah mempersiapkan diri untuk menjadikan parsel-parsel tersebut sebagai "tempat sampah" bagi makanan kedaluarsa atau makanan yang tidak laku dijual.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemprov Kalsel Endah Suhartati mengatakan, memasukkan barang kedaluarsa ke parsel sudah menjadi tren atau kesengajaan oleh para pengusaha parsel.
Mengantisipasi agar masyarakat tidak dirugikan terhadap praktik tersebut, setiap tahun pihaknya selalu melakukan razia parsel ke toko-toko maupun pengusaha parsel.
"Kita juga meminta kepada kabupaten dan kota untuk melakukan razia ke toko-toko penjual parsel," katanya.
Menurut Endah, dalam razia yang dilakukan tahun-tahun sebelumnya pihaknya sering mendapatkan makanan kedaluarsa yang telah disusun dan diselipkan secara rapi di dalam parsel.
Makanya, kata dia, kini pihaknya selalu aktif untuk melakukan razia-razia terhadap bingkisan yang biasa diberikan pada saat lebaran maupun natal tersebut.
"Kita juga akan melakukan razia kembali pada parsel-parsel yang siap dijual tersebut, jangan sampai parsel yang dijual dengan harga cukup mahal itu justru menjadi "sampah" bagi makanan tidak layak konsumsi," katanya.
Endah juga berharap, masyarakat selalu waspada dengan cara meneliti secara cermat sebelum membeli makanan atau parsel tersebut.
Sadar
Selain razia parsel, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kalimantan Selatan juga melakukan sidak terhadap makanan kedaluarsa di supermarket dan beberapa pertokoan di kota Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Dari sidak terhadap beberapa toko dan supermarket tersebut, kata dia, mendapatkan hasil yang cukup menggembirakan.
"Kita tidak menemukan makanan kadaluarsa kecuali hanya beberapa kaleng makanan yang penyok dan telah kami minta untuk tidak dipajang dan dikembalikan ke distributor," katanya.
Hal tersebut, tambah dia, cukup menggembirakan karena menjadi salah satu indikasi pedagang maupun konsumen sudah memiliki kesadaran untuk lebih teliti dalam menjual dan membeli barang-barang terutama produk makanan.
Kondisi tersebut, kata dia, jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang ditemukan banyak produk makanan kadaluarsa yang masih dijual sehingga sangat merugikan masyarakat atau konsumen yang membeli.
Menurut Endah, kesadaran tersebut terjadi karena pemerintah dan pihak-pihak terkait selalu melakukan sosialisasi terhadap pedagang maupun masyarakat untuk lebih waspada terhadap produk-produk kadaluarsa.
"Dalam satu tahun kita beberapa kali melakukan sidak ke toko-toko dan supermarket untuk memastikan barang-barang yang dijual tidak kadaluarsa, dan hasilnya pada sidak terakhir, sebagian besar produk yang dijual merupakan produk baru dengan masa kadaluarsa minimal 2012," katanya.
Bahkan tambah dia, produsen kini rata-rata juga mencantumkan bahan produk yang antara lain untuk membedakan makanan tersebut boleh dimakan orang muslin atau tidak.
Misalnnya saja, tambah dia, beberapa produk dicantumkan label, "makanan ini mengandung babi" dan lainnya, sehingga masyarakat relatif terlindungi.
"Selain sosialisasi yang cukup gencar, saat ini konsumen juga cukup cerdas untuk berbelanja, hal tersebut juga menyadarkan pedagang untuk tidak menjual barang kadaluarsa," katanya.
Menjelang lebaran, kata dia, pihaknya akan kembali melakukan sidak ke lokasi-lokasi yang sama bahkan hingga ke pasar-pasar untuk memastikan bahwa barang-barang yang dijual memang benar-benar barang baru.
Selain Dinas Perdagangan razia juga dilakukan oleh BPOM maupun aparat kepolisian di kalsel.
Wakil Kepala Reserse Kriminal Polresta Banjarmasin, Iptu Pol Sigit Rahayudi mengatakan, Polresta Banjarmasin telah melakukan kerjasama dengan instansi terkait untuk razia makanan kadaluarsa.
Dengan demikian, kata dia, makanan yang kadaluarsa atau masa berlakunya hampir habis bisa terpantau dengan cepat sebelum dijual atau diedarkan pedangan terhadap para konsumen atau pembeli.
Sedangkan bagi penjual yang kedapatan barang dagangannya kadalursa maka akan diamankan serta dimintai keterangan apabila cukup bukti bisa dilakukan penahanan untuk proses hukum terkait pidananya bila mencukupi unsur dari pidana.
"Bila saat razia nanti tim gabungan menemukan barang atau makanan kadaluarsa maka langsung kita sita dan penjualnya kita mintai keterangan bila masuk unsur pidananya dengan kesengajaan bisa dilakukan penahanan," ungkapnya.
Pelatihan
Bukan hanya makanan kedaluarsa yang kini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, tetapi juga makanan-makan yang memanfaatkan zat pewarna juga tidak luput dari pemeriksaan.
Pemeriksaan sebagaimana dilakukan petugas BPOM yang melakukan razia mendadak di pasar wadai Kompleks Amanda dengan target adalah pedagang pasar wadai yang menjajakan makanan berwarna, yang dicurigai menggunakan zat pewarna sintetis atau biasa dikenal dengan nama rodamin.
Selain melakukan razia, pemerintah juga memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang perbedaan zat pewarna makanan dan tekstil serta risiko mengonsumsi makanan yang memanfaatkan zat pewarna tekstil.
Pelatihan tersebut sebagaiama dilakukan PKK Provinsi Kalsel sebelum puasa dengan cara menggelar lomba jajanan sekolah yang aman dan bergizi kepada pedagang makanan perwakilan kabupaten dan kota se Kalsel.
Digelarnya lomba jajanan sekolah aman dan bergizi tersebut karena berdasarkan pengamatan Balai POM Banjarmasin pada sejumlah SD, jajanan yang dijual di sekolah tersebut masih ada yang mengandung bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan seperti bahan pengawet dan pewarna buatan.
Lomba yang diikuti pengelola kantin sekolah dan pedagang makanan yang mangkal dibeberapa sekolah itu diminta menyajikan makanan aman dan bergizi terdiri dari bahan alami seperti singkong dan jagung.
Ketua TP PKK Provinsi Kalsel Hajjah Hayatun Fardah Rudy Ariffin mengatakan kegiatan lomba tersebut diharapkan mampu menumbuhkan rasa tanggungjawab masyarakat terhadap pentingnya makanan sehat bagi generasi muda.
Pedagang makanan dan masyarakat diminta untuk selalu waspada terhadap pemakaian zat pewarna yang tidak sesuai peruntukkannya karena bisa mengganggu kesehatan./B*C
Parsel "Sampah" Makanan Kedaluwarsa
Senin, 22 Agustus 2011 8:54 WIB