"Bibit mangrove tersebut berasal dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kalimantan Selatan untuk ditanam di pantai Pagatan dan sekitarnya agar tidak terjadi abrasi," kata Ketua Ipkani Cabang Tanah Bumbu Eko Priyo Rahardjo, di Batulicin, Jumat.
Ia mengetakan, bibit pohon mangrove tersebut ditanam di atas lahan seluas 1,5 hektare.
Eko Priyo mengemukakan, pihaknya juga akan melanjutkan penanaman mangrove program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sebanyak 120 ribu batang yang rencananya akan dibagi tiga Kabupaten, yakni Kabupaten Tanah Bumbu, Kotabaru, dan Tanah Laut.
Selain melakukan penanaman, Ipkani Tanah Bumbu juga akan melakukan pengawasan tanaman mangrove yang sudah ditaman dengan membentuk tim pelestari kawasan hutan mangrove.
"Ada 24 orang yang tergabung dalam tim pelestari kawasan hutan mangrove, dengan tujuan pengawasan apakah bibit pohon mangrove yang sudah ditanam benar benar hidup," tutur dia.
Menurutnya, keberadaan hutan mangrove di pesisir pantai sangat berperan penting dalam menjaga garis pantai agar tetap stabil sehingga populasi pohon dan semak yang ada pada hutan mangrove dapat melindungi tepian pantai dari terjangan ombak langsung yang berpotensi menghantam dan merusak bibir pantai.
Hutan mangrove juga mampu meredam energi dari terjangan gelombang arus air laut tersebut. Rumpun-rumpun tanaman bakau mampu memantulkan, meneruskan dan menyerap energi gelombang yang datang, sehingga gelombang yang sampai ke sisi pantai hanya riak-riaknya saja, sehingga dapat melindungi pantai dan tebing sungai dari kerusakan.
"Tidak kalah pentingnya bahwa keberadaan hutan mangrove juga menjadi berkumpulnya habitat laut, dan sekaligus menjadi tempat perkembangbiakan berbagai jenis burung dan satwa lainnya," imbuhnya.
Karena itu, keberadaannya sangat dibutuhkan untuk kelestarian berbagai satwa-satwa pantai dan bermanfaat sebagai habitat alami untuk berbagai biota darat dan laut.