Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi III DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) H Isra Ismail SH MH mengharapkan kenaikan "ojek online" atau ojol agar terjangkau pengguna angkutan.
Harapan wakil rakyat yang juga membidangi perhubungan itu melalui WA-nya, menjawab Antara Kalsel, Selasa (23/8/22) sehubungan rencana kenaikan tarif ojol 29 Agustus mendatang.
"Kalau memang tarif ojol atau ojek dalam jaringan (daring) harus naik, kenaikannya terjangkau pengguna angkutan/jangan terlalu tinggi," ujar mantan Kepala Biro Hukum Setdaprov Kalsel tersebut.
Menurut mantan Kepala Inspektorat Kalsel tersebut, kalau tarif ojol memang naik hendaknya sesuai situasi dan kondisi setempat, tidak mesti secara rata-rata nasional.
"Pasalnya situasi dan kondisi suatu daerah berbeda, terutama tingkat perkembangan ekonomi kerakyatan," ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel II/Kabupaten Banjar itu.
Sebagai contoh, DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara keadaan ekonomi kerakyatan mungkin berbeda di Kalsel atau Kalimantan Tengah (Kalteng), lanjutnya .
Pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) tersebut memaklumi rencana kenaikan tarif ojol, karena mungkin berkaitan dengan naiknya bahan bakar minyak (BBM) sehingga perlu pula penyesuaian.
"Namun bagaimana cara agar ibarat peribahasa 'kodok jangan mati, ular jangan kenyang' yang berarti harus pengaturan yang tidak terlalu kaku," demikian Isra Ismail.
Sejumlah kalangan warga masyarakat mempertanyakan, apakah rencana kenaikan tarif ojol sehubungan rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Sementara ini ojol untuk jenis motor dari Beruntung Jaya -Jalan A Yani km6,5 Banjarmasin ke DPRD Kalsel - Jalan Lambung Mangkurat berkisar antara Rp13.000 - Rp20.000.
Kalau dibandingkan dengan ojek biasa (bukan ojol) dari Beruntung Jaya yang berjarak sekitar tujuh kilometer minimal atau paling murah Rp20.000.