Banjarmasin (ANTARA) - Pimpinan Wilayah Badan Urusan Logistik Kalimantan Selatan (Bulog Kalsel) Muhammad Imron Rosidi mengatakan, hingga saat ini Bulog Kalsel masih memiliki stok beras sebanyak 8.000 ton.
"Jumlah stok beras tersebut bisa mrncukupi kebutuhan hingga akhir tahun 2022," ujar Pimpinan Wilayah Bulog Kalsel Muhammad Imron Rosidi, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (11/8/2022).
Menurut dia, berkaitan dengan berkurangnya pasokan beras dipasaran akibat gagal panen, namun Bulog Kalsel sudah melakukan interpensi pasar lewat
ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga (KPSH).
"Harga beras dipasaran sebulan ini mengalami lonjakan harga. Hal ini disebabkan salah satunya gagal panen padi lokal," ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Bulog Kalsel, jelas dia, kenaikan harga beras dipasaran cukup lumayan tinggi.
"Kenaikan awalnya dari Rp100, kini sudah mencapai Rp1000 perliternya. Akibatnya konsumen merasa kemahalan, sementara petani mendapatkan harga yang layak," ungkapnya.
Namun demikian, Muhammad Imron Rosidi menyatakan, harga beras dipasaran saat ini relatif masih aman.
Lebih lanjut dia mengemukakan, pergerakan beras dipasaran terus dimonitor Bulog Kalsel setiap hari, termasuk harga jual.
"Tidak menutup kemungkinan beras dari daerah lain masuk ke Kalsel dan panen padi varitas unggul ciherang panen antara September atau Oktober, maka bisa menstabilkan harga," harapnya.
Kemudian, sambung dia, untuk beras bantuan sosial di Kalsel tahun 2022 masih belum ada kabarnya, namun dari pengalaman tahun 2021 lalu ada beras bantuan sosial karena pandemi COVID-19.
Bulog masih miliki stok beras 8.000 ton
Kamis, 11 Agustus 2022 19:06 WIB
Jumlah stok beras tersebut bisa mrncukupi kebutuhan hingga akhir tahun 2022,