Amuntai (ANTARA) - Kepala bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Pertanian Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) I Gusti Putu Susila menilai untuk mencegah penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak perlu melalui pemberian vaksin pada hewan Qurban.
"Sayang vaksinnya jadi tidak bermanfaat karena hewannya akan diqurbankan/sembelih," ujar Putu di Amuntai, Selasa (5/7/22).
Antisipasi penyebaran PMK pada ternak sapi dan kambing yang akan dijadikan hewan qurban cukup dengan memberikan suntik vitamin dan jamu untuk meningkatkan kondisinya.
Putu menginformasikan jika Dinas Pertanian HSU menerima bantuan vitamin, antibiotik, obat cacing dan desinfektan dalam jumlah terbatas dari Kementerian Pertanian melalui UPT Pusat Balai Veteriner Banjarbaru.
Putu mengatakan vaksinasi PMK sudah dilaksanakan 25 Juni 2022 di Desa Tampakang sebanyak 200 dosis pada Kerrbau Rawa, sedang pada hewan kurban tidak dilakukan vaksinasi
Lalu bagaimana dengan harga ternak sapi yang menjadi kebutuhan untuk ibadah korban apakah sudah stabil mengingat perayaan Idul Adha 1443 H tinggal lima hari.
Kepala seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian HSU Ninun Rumiatun menginformasikan bahwa kenaikan harga ternak sapi sudah terjadi sekitar 1,5 bulan yang lalu karena adanya penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan jelang Idul Adha 1443 H.
"Tahun tadi yang taksiran daging sapi dengan bobot berat hidup 300 kg atau setelah jadi daging seberat 100 kg harga Rp18 juta-an, sekarang harganya menjadi Rp21 juta hingga Rp22 juta per ekor atau naiknya sekitar tiga hingga empat juta-an per ekor," terang Ninun.
Kenaikan harga diduga akibat masih kurangnya jumlah ternak sapi yang didatangkan dari luar daerah dikarenakan adanya proses Karantina ternak sapi dari luar Kalsel ditengah masih adanya penyebaran PMK.
"Semoga nanti jelang pelaksanaan Qurban, harga ternak sapi bisa lebih menurun," katanya.
Kalau sampai hari ini, lanjut Nunin, jumlah ternak yang sudah ada di lokasi-lokasi penampungan hewan kurban yang terdata petugas bidang Kesmavet dan di periksa sebanyak 370 ekor sapi, 61 ekor kerbau, 71 ekor kambing dan 10 ekor domba.