Kotabaru (ANTARA) - Petani di sejumlah daerah di Provinsi Kalimantan Selatan, mulai menggunakan pupuk alternatif untuk peningkatan produksi hasil panen.
Petani sawit asal Kabupaten Kotabaru Abu Ghinan mengatakan, pihaknya mulai mencoba menggunakan pupuk alternatif (PSR) agar produksi naik.
"Menurut informasi yang sudah menggunakan pupuk tersebut, hasil naik dari biasanya," ujar Abu Ghinan dilaporkan Selasa.
Ia mengaku sebelumnya menggunakan pupuk nonsubsidi seharga Rp550.000 per zak isi 50 kg
"Dalam satu hektare tanaman kelapa sawit minimal diperlukan pupuk 135 kilogram," kata dia.
Selain menginginkan hasil panen naik, pertimbangan petani menggunakan pupuk yang tergolong baru itu biaya upah kerja untuk pemupukan juga lebih ringan atau kisaran Rp25 ribu per hektare.
"Berbeda dengan menggunakan pupuk biasa, upah pemupukan kisaran Rp20 ribu per zak, kalau kebun sawit satu hektare memerlukan pupuk sekitar tiga zak pupuk dengan ongkos kisaran Rp75 ribu per ha," terangnya.
Seorang petani jeruk di Maraban Barito Kuala M Ali, mengaku sudah beberapa bulan terakhir ia menggunakan pupuk PSR, karena hasil panen melimpah.
"Sangat berbeda jauh hasil panen gunakan pupuk biasa, dengan hasil panen kebun yang menggunakan pupuk PSR," ujarnya.
Selain biaya pembelian pupuk rendah, juga biaya tenaga kerja juga lebih murah.***1***
Petani naikkan produksi buah gunakan pupuk alternatif
Selasa, 31 Mei 2022 22:11 WIB