Banjarmasin (ANTARA) - Direktur Eksekutif Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Selatan (BI Kalsel) Imam Subarkah mengatakan, pada bulan Maret 2022, Provinsi Kalimantan Selatan mengalami inflasi sebesar 0,93 persen.
"Berbeda arah dibandingkan dengan bulan sebelumnya terjadi deflasi 0,39 persen. Jika dibandingkan dengan rata-rata historis inflasi bulan Maret 5 tahun ke belakang sebesar 0,09 persen, maka lebih tinggi,"ujar Imam Subarkah, kepada sejumlah media, Senin (11/4/2022).
Menurut dia, inflasi terutama didorong oleh inflasi angkutan udara sejalan dengan peningkatan harga avtur dan peningkatan permintaan sesudah penghapusan syarat tes PCR/antigen bagi penumpang yang sudah divaksin dua kali.
"Inflasi bahan bakar rumah tangga (BBRT) akibat peningkatan harga gas LPG nonsubsidi yang sejalan dengan peningkatan harga migas dunia,"ucapnya.
Inflasi VF atau bahan makanan, sebut dia, didorong oleh pencabutan HET minyak goreng kemasan, sehingga terjadi peningkatan harga mengikuti harga keekonomian.
Kedepan, jelas dia, inflasi Kalsel diprakirakan relatif terjaga, meskipun terdapat tekanan dari sisi permintaan memasuki bulan Ramadhan, peningkatan PPN, serta kenaikan harga elpiji dan BBM non subsidi.
Disisi lain, terang dia, hortikultura memasuki masa panen raya, sehingga dapat menahan laju inflasi.
Namun demikian, papar dia, inflasi tahun 2022 diprakirakan akan tetap berada dalam rentang sasaran inflasi nasional.
Lebih lanjut dia mengemukakan, tracking pertumbuhan ekonomi Kalsel masih terjaga seiring dengan meredanya penyebaran COVID-19 varian Omicron dan pelonggaran mobilitas masyarakat.
Prakiraan pertumbuhan ekonomi tersebut, sambung dia, ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah.
Di sisi eksternal, tambahnya, kinerja ekspor diprakirakan tetap terjaga dipengaruhi oleh perbaikan harga komoditas dunia.
Ke depan, ungkap dia, kinerja ekonomi Kalsel diprakirakan tetap baik karena ditopang oleh akselerasi vaksinasi, kebijakan persyaratan perjalanan lebih longgar dan pembukaan kegiatan ekonomi semakin meluas.