Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengutip riset University of Liverpool dan Reading, mengatakan negara yang dipimpin oleh perempuan cenderung menunjukkan kondisi yang lebih baik pada masa pandemi COVID-19 saat ini.
"Perempuan cenderung memberikan tambahan perspektif dalam kebijakan," ujar Menkeu Sri Mulyani dalam acara Capital Market Women Empowerment Forum secara daring di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan sensitivitas terhadap kualitas kebijakan seorang wanita tentunya akan lebih memperhatikan pentingnya dampak yang tidak sama akibat COVID-19 antara perempuan dan laki-laki.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh banyaknya wanita yang bekerja di bidang kesehatan, pendidikan, dan sosial, di mana pandemi sangat menghantam sektor-sektor tersebut.
Karena itu Menkeu Sri Mulyani menilai pengaruh COVID-19 selama ini jauh lebih besar terjadi kepada perempuan, sehingga perlu diantisipasi dan yang lebih mengerti persoalan tersebut adalah perempuan.
Dengan demikian hal itu tentunya akan menyebabkan kualitas kebijakan perempuan di tengah pandemi menjadi jauh lebih komprehensif dan lebih memiliki afirmasi.
"Ini semakin menguatkan bahwa di dalam pengambilan keputusan peranan perempuan baik itu level korporasi maupun level negara, maka perempuan bisa memberikan suatu tambahan perspektif dan kesempurnaan dari sisi melihat persoalan dan dampak dari kebijakan itu," tutur Menkeu Sri Mulyani.
Oleh karena itu ia berharap peranan wanita dan laki-laki ke depannya bisa terus semakin setara.