Kotabaru, (Antaranews Kalsel) - Ratusan hektare lahan di tepi Jalan Trans Kalimantan antara Kabupaten Tanah Bumbu, Tanah Laut, dan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dalam beberapa bulan terakhir hangus terbakar.
Pantauan Antara di sepanjang Jalan Trans Kalimantan, Selasa, kebakaran terjadi secara sporadis, mulai di daerah Kusan Hilir, Kusan Hulu, Sungai Loban, Angsana, Sekapuk dan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu.
Sedangkan di Kabupaten Tanah Laut, kebakaran juga terjadi secara sporadis yakni, di daerah Kintap, Asam-Asam, Jorong, hingga Bati-Bati.
Lahan yang terbakar berupa kebun pisang, kebun karet, kebun kelapa sawit, tanaman palawija, dan tanaman buah-buahan.
Bahkan kebakaran juga terjadi di lahan pekarangan milik warga, di mana di sekitar rumahnya ditumbuhi semak belukar yang sudah kering. Dan sumber api belum dapat dipastikan, karena belum ada keterangan resmi dari pejabat pemerintah.
Selain di Kabupaten Tanah Laut dan Tanah Bumbu, kebakaran lahan juga terjadi tepian Jalan Trans Kalimantan di wilayah Kabupaten Banjar, terpatnya di daerah Liang Anggang.
Sejumlah mobil pemadaman dan puluhan petugas dikerahkan untuk memadamkan api yang masih membara di pinggiran Jalan Trans Kalimantan tersebut.
Akibat pemadaman tersebut, arus lalu lintas baik dari arah kota maupun dari arah luar kota harus mengurangi kecepatan kendaraanya.
Asap tebal terkadang menyebabkan jarak pandang berkurang, dan kendaraan yang melintas juga harus berhatai-hati dengan menyalakan lampu utama.
Sebelumnya, Kepala Badan Lingkungan Hidup Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Fahruddin menilai kabut asap yang menyelimuti seluruh wilayah kota itu sejak seminggu lalu masuk kategori membahayakan.
"Secara kasat mata, kabut asap cukup pekat dan masuk kategori membahayakan sehingga masyarakat hendaknya tidak terhirup langsung," ujarnya.
Pihaknya memang belum mengukur indeks kepekatan kabut asap termasuk mengetahui kandungan zat berbahaya karena peralatan yang dimiliki rusak. Namun, dia memastikan melihat kabut asap yang muncul di pagi hari masuk kategori berbahaya apalagi disertai bau menyengat seperti benda yang habis terbakar.
"Udara yang dihirup tidak sehat karena dipenuhi kabut asap dan bau yang menyertainya juga menyengat menandakan cukup banyak zat-zat berbahaya didalamnya," ucap dia.
Pihaknya mengimbau masyarakat terutama yang sudah memiliki riwayat penyakit saluran pernapasan seperti Asma agar menghindari terhirup udara bercampur asap secara langsung.
 "Gunakan masker meski berada di dalam rumah, dan kurangi aktivitas di luar rumah terutama jika kabut asap masih tebal sehingga terhindar dari penyakit pernapasan," pesannya.  Â