Sydney (ANTARA) - Australia akan menyiapkan dana satu miliar dolar Australia (Rp10,5 triliun) untuk diinvestasikan pada perusahaan-perusahaan guna mengembangkan teknologi rendah emisi, Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pada Rabu.
Rencana itu ditetapkan ketika Australia berusaha untuk mengurangi emisi karbon dan menekan target emisi nol bersih pada 2050.
Berdasarkan rencana tersebut, pemerintah federal akan menjatahkan 500 juta dolar Australia (Rp5,2 triliun) bagi pendanaan tersebut. Jumlah yang sama akan mengalir dari kalangan investor swasta.
Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang berada pada tahap awal dalam mengembangkan teknologi, termasuk penangkapan dan penyimpanan karbon.
"Rencana kami untuk mencapai nol bersih pada 2050 adalah rencana Australia yang berfokus pada teknologi bukan pajak dan dana ini mendukung perusahaan Australia untuk menemukan solusi baru," kata Morrison dalam sebuah pernyataan.
Pemerintah federal akan memberlakukan undang-undang bagi pembentukan dana tersebut untuk memungkinkan Clean Energy Finance Corp, bank hijau milik pemerintah, mendanai penangkapan dan penyimpanan karbon, yang tidak diperbolehkan menurut ketentuan yang ada.
Kubu oposisi dari Partai Buruh, yang menentang pengalihan pendanaan energi terbarukan ke penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS), mengatakan akan memeriksa perincian pendanaan tersebut sebelum memutuskan untuk memberikan dukungan.
"Propaganda pemerintah mengatakan dana ini adalah uang baru tetapi kami akan melihat detailnya," kata Menteri Energi Bayangan Chris Bowen kepada penyiar ABC pada Rabu.
Badan industri Dewan Energi Bersih mengatakan pemerintah sedang mencoba untuk "menghamburkan (Pembiayaan Energi Bersih)" dengan memaksakannya mendanai "proyek-proyek penangkapan dan penyimpanan karbon yang tidak terbukti dan tidak ekonomis."
CCS adalah cara untuk menjebak emisi dan menguburnya di bawah tanah. Para pendukung teknologi itu melihatnya sebagai kunci untuk membuka produksi hidrogen ekonomis skala besar, sementara para kritikus mengatakan teknologi itu akan memperpanjang umur bahan bakar fosil yang kotor.
Langkah itu dilakukan sehari setelah pemerintah federal menjanjikan 178 juta dolar Australia (Rp1,8 triliun) untuk meningkatkan pendirian stasiun pengisian bahan bakar dan pengisian hidrogen bagi kendaraan listrik.
Australia, yang sangat bergantung pada ekspor batu bara dan gas, telah menargetkan penangkapan dan penyimpanan karbon serta pengembangan hidrogen untuk membantu mengurangi emisi, sambil tetap mengizinkan penggunaan gas dan batu bara.
Sumber: Reuters