Banjarmasin (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan Machli Riyadi menyampaikan, sebanyak 6.590 orang tenaga kesehatan di kotanya menjadi target sasaran untuk vaksinasi dosis ketiga (booster) jenis Moderna.
Menurut dia di Banjarmasin, Kamis, vaksin jenis Moderna dari Amerika Serikat dimiliki Kota Banjarmasin sebanyak sebanyak 1.180 vial atau setara 16.520 dosis dari pemerintah pusat.
Dinyatakan dia, vaksin jenis ini dikhususkan untuk diberikan bagi tenaga kesehatan untuk suntikan dosis ketiga, selain untuk masyarakat umum untuk suntikan dosis pertama.
Dipaparkan Machli Riyadi, para tenaga kesehatan yang sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster tersebut sampai saat ini sudah sebanyak 953 orang atau 14,45 persen dari target sasaran sebanyak 6.590 orang.
"Ini akan kita percepat agar tenaga kesehatan yang menjadi lini terdepan ini dipastikan mendapatkan booster dengan vaksin Moderna ini," ujarnya.
Dia menyebutkan, penyuntikan vaksin jenis Moderna di Kota Banjarmasin, yakni, untuk masyarakat umum dan tenaga kesehatan tersebut dimulai sejak 16 Agustus 2021, tempat di puskesmas-puskesmas di kota ini.
Menurut dia, jika masyarakat dan tenaga kesehatan merasakan efek sampingnya usai menerima vaksin Moderna adalah hal yang wajar.
Dipaparkan dia, tidak semua tenaga kesehatan atau masyarakat yang merasakan efek samping yang sama. Karena hal itu sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing.
"Keluhan demam itu wajar. Berarti itu menandakan respon tubuh bagus untuk vaksin. Ibaratnya dirangsang lalu terangsang," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Pakauman di Banjarmasin Selatan Afri Amorrinto menyatakan, efek samping vaksin Moderna lebih tinggi ketimbang Sinovac.
"Hampir semua tenaga kesehatan di sini merasakan efek sampingnya. Seperti pegal-pegal hingga demam," ujarnya.
"Kalau teorinya bisa sampai tiga hari efek sampingnya. Tapi tidak masalah bisa saja warga langsung minum obat penurun demam kalau merasakan efek samping seperti itu," tuturnya.