Banjarmasin (ANTARA) - Ketika terjadi musibah kadangkala bisa memunculkan inspirasi atau sebuah kreativtas, seperti yang dialami Aulia Abdi yang dikenal sebagai pengusaha rumah makan dan produk sambal acan raja Banjar.
Lelaki berambut agak gondrong ini mengaku pernah dua kali masuk penjara lantaran berbagai sebab, banyak pengalaman pahit selama dalam wadah yang menampung para hukuman tersebut, sekaligus ia berjanji tak ingin ke lokasi itu lagi.
Tapi ada pengalaman yang berharga selama berada di teruji besi itu, saat itu ia sering dijenguk sang isteri dan ibu tercinta, dan selalu membawakan sambal acan hasil olahan sang bunda, yang ia sangat suka.
Sambal tersebut selalu diminta kawan sesama napi, dan umumnya para napi ketagihan karena dinilai sangat enak, beranjak dari situlah Aula Abdi terbersit ingin mengkormersilkan produk sambal acan buatan ibunya tersebut.
Saat keluar penjara ia mulai merintis usaha sambal acan melalui media online, dan ternyata ada yang pesan, yang pesan tersebut ada testemoni lalu di shere lagi, muncul lagi permintaan, akhirnya banyak permintaan lalu diproduksi banyak.
Karena kesulitan mencari merek, akhirnya minta bantuan pelawak Jhon Trala (alm) mempromosikan sekaligus memberikan merk produk rumahan yang kala mulai membuat bermodalkan rp100 ribu itu. Kemudian disepakati nama sambal acan Raja Banjar, kata warga Belitung yang sudah memiliki tiga putra tersebut.
Sambal acan Raja Banjar, sudah begitu dikenal bukan haja di Banjarmasin tetapi sudah merambah Kalsel, Kaltim, dan Kalteng, dan tersedia di supermarket dengan harga yang terjangkau, dan kini mulai dirintis bisa dipasarkan secara nasional, tentu ada modifikasi pengolahan agar lebih awet, tambah mantan Sampan ini.
Sudah tujuh tahun produk unggulan lokal ini, dan anggota HIPMI inipun juga melebarkan sayap usahanya ke rumah makan sambal acan Raja Banjar, dan sudah memiliki sedikitnya sepuluh cabang di berbagai lokasi di Kalsel, dengan omset miliaran rupiah.
"Alhamdulillah, berkat adanya usaha sungguh dan didukung banyak pihak usaha kita terus jalankan agar kedepan kian maju lagi," kata peraih anugerah "Astakona" dari Kesultanan Banjar ini.
Berkat usaha yang diciptakan itulah yang membawanya ke berbagai daerah di Indonesia melalui promosi dagang dan pameran, yang sebelumnya paling banter hanya sampai ke Tanjung Tabalong, tambahnya sambil tertawa.