Barabai (ANTARA) - Beberapa jembatan darurat di wilayah aliran sungai di Kecamatan Hantakan dan Batu Benawa Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) kembali putus akibat terjangan air sungai yang meluap dan membawa sampah ranting-ranting kayu dan batang bambu, Sabtu (12/6).
Karena putus dan rusaknya jembatan tersebut, warga terpaksa menggunakan lanting (perahu getek) sebagai alternatif transportasi penyebrangan. Seperti yang dilakukan warga Desa Baru, Wake Kecamatan Batu Benawa.
Pj Kepala Desa Baru, Wake Muhammad Ichwan saat dikonfirmasi menerangkan, jembatan darurat tersebut menjadi akses sangat penting bagi masyarakat, terutama para petani yang ingin berangkat ke kebun karet karena menghubungkan dua desa yaitu Desa Baru dengan Desa Batu Tunggal Kecamatan Hantakan.
Menurutnya, hampir 80 persen masyarakatnya adalah petani dan pekebun. "Jadi akses jembatan itu sangat vital sebagai jalan menuju mereka berangkat dan mengangkut hasil pertanian maupun perkebunan," katanya.
Ia mengatakan, sebenarnya warga bisa saja menggunakan sepeda motor ke kebun melalui jalan Hantakan, namun harus memutar jauh, belum lagi menuju titik kebun yang berada di dalam hutan.
"Pemerintahan desa saat ini masih belum memiliki dana untuk perbaikan jembatan yang rusak. Karena diperlukan banyak bahan untuk mengganti segala material pembangunan jembatan tersebut," tuntasnya.
Baca juga: Jika ada aksi premanisme dan pungli segera lapor polisi atau hubungi 110
Baca juga: Keluarga tolak diotopsi, penyelidikan kasus penemuan mayat di HST dihentikan
Baca juga: Siap-siap, 13 pejabat eselon II yang ikut assesment bakal dimutasi Bupati HST