Banjarmasin (ANTARA) - Dokter hewan Rini Fajarwati, drh., M.Vet mengaku senang melihat perkembangan kucing kampung atau domestik yang kini banyak jadi hewan peliharaan hingga diikutkan ajang lomba mengingat selama ini didominasi kucing ras.
"Kucing lokal juga tak kalah cantik jika dipelihara dengan benar. Perawatan kucing kampung juga cenderung lebih mudah dibanding kucing ras yang memiliki karakteristik fisik yang beragam," kata dia saat menjadi juri di ajang bertajuk "Banjarmasin Bungas Cat Show" di Duta Mall Banjarmasin, Sabtu.
Maka dari itu, Rini mengapresiasi panitia pelaksana yang menjadikan kucing kampung salah satu kategori yang dilombakan selain "non pedigree" dan "house cat" atau "mix breed" alias ras campuran.
"Bahkan ada beberapa kucing yang cacat secara fisik, sehingga kami berikan penilaian khusus. Ini edukasi yang sangat bagus, bagaimana kita peduli terhadap kucing yang tak sempurna ini namun tetap dirawat penuh kasih sayang," tuturnya.
Diungkapkan dokter hewan jebolan Program Doktor (S3) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya itu, ajang "cat show" yang dia juri bersama Drh Harwanto MSc lebih mengedepankan aspek kesehatan hewan di samping keindahan atau tampilan fisik sang kucing.
"Kami melihat sejauh mana perawatan dari pecinta kucing. Apakah sudah memenuhi standar mulai merawat bulu, kebersihan telinga, mata dan sebagainya. Keaktifan dan hubungan emosional dengan pemiliknya juga jadi penilaian tersendiri," paparnya.
Rini berharap pula masyarakat dapat lebih peduli terhadap keberadaan kucing dan melalui para pecinta kucing, hewan peliharaan tersebut bisa hidup semakin sehat dan terjaga.
Sementara Harwanto mengaku memberikan nilai plus bagi kucing-kucing yang sudah disterilisasi untuk membantu pemerintah menekan ledakan populasi kucing kampung atau domestik.
Sterilisasi adalah proses pengangkatan organ reproduksi hewan agar tidak menghasilkan keturunan. Sterilisasi dapat dilakukan pada kucing betina maupun jantan.
Harwanto mengungkapkan peningkatan populasi kucing kampung sangat tinggi termasuk di Kalimantan Selatan. Dampaknya, banyak ditemukan kucing terlantar dan menjadi liar tanpa pemiliknya di jalanan tak terurus.
"Saya lihat kucing yang sudah disterilisasi pada ajang kali ini terlibat padat dan berisi. Tentunya lebih sehat karena hormon tumbuh kembangnya bagus tanpa stress jika dibanding belum disterilisasi yang terus mencari pasangan untuk menghasilkan keturunan," jelasnya.
Ketua panitia Taufik Suhardiman mengatakan ada sebanyak 103 kucing mengikuti ajang kali ini. Seluruh peserta mendapatkan sertifikat sebagai bukti legalitas kucing yang dimilikinya.
"Ini ajang silaturahmi para pecinta kucing setelah lama tidak ada event serupa akibat pandemi. Tentunya kami tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat," katanya.