Banjarmasin (ANTARA) - Staf BNF Indonesia Mahmud saat berada di Banjarmasin, mengatakan dari hasil konservasi kajian ilmiah di pedalaman hutan Kalteng ditemukan adanya kucing merah yang terancam punah keberadaannya.
Dia mengatakan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah bersama dengan Borneo Nature Foundation (BNF) Indonesia menaruh perhatian khusus pada beberapa jenis kucing liar dilindungi yang ada di Kalimantan Tengah.
Mahmud mengakui pihaknya dan BKSDA Kalteng sudah pernah mendapatkan foto sejumlah kucing liar melalui kamera jebak yang dipasang di Barito Ulu pada 2021.
“Dari hasil tersebut BKSDA Kalteng dan BNF Indonesia membuat workshop tentang pengembangan strategi konservasi spesies kucing liar di Provinsi Kalimantan Tengah pada Juni 2022 yang lalu,” ungkapnya ketika berdiskusi santai, Selasa (25/7/23)
Pemasangan kamera jebak, lanjutnya, dilakukan di kawasan hutan Kabupaten Murung Raya ini bertujuan untuk survei keanekaragaman hayati.
Hasil kamera jebak tersebut menemukan bahwa di dalam hutan Kalteng terdapat empat jenis kucing liar.
"Keempat spesies kucing tersebut adalah kucing pesek (Prionailurus planiceps), kucing merah (Catopuma badia), kucing batu (Pardofelis marmorata), dan macan dahan (Neofelis diardi),” imbuhnya.
Terus dikatakannya, foto dari kamera jebak tersebut membenarkan bahwa kucing merah berada di hutan Kalimantan Tengah sesuai peta persebaran dari IUCN Redlist. Selain itu, kucing merah dikategorikan dalam status endangered atau terancam punah.
Mahmud yang akrab dipanggil Muki menyebutkan BNF bergerak dalam kegiatan konservasi berbasis kajian ilmiah dengan tujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati hutan hujan tropis dan kearifan lokal Kalimantan.
Untuk diketahui Mahmud berada di Banjarmasin dalam kaitan ikut menghadiri sidang komisi dan sidang pleno TKPSDDA WS Barito di Hotel Rattan Int Banjarmasin.