Martapura (ANTARA) - Komando Distrik Militer (Kodim) 1006/Martapura jajaran Korem 101/Antasari di Kalimantan Selatan mengerahkan para Bintara Pembina Desa (Babinsa) menjadi pelacak COVID-19 guna menekan kasus positif di desa atau kelurahan.
"Seluruh Babinsa di jajaran Koramil kami bekali menjadi pelacak kontak erat atau tracer COVID-19, harapannya setiap kasus yang muncul cepat dideteksi agar pontensi penularan lebih luas dapat ditekan," kata Dandim 1006/Martapura Letkol Inf Imam Muchtarom di Martapura, Selasa.
Menurut Imam, para Babinsa adalah ujung tombak yang memahami betul kondisi di wilayah binaannya, sehingga upaya tracing atau penelusuran kontak erat bisa lebih efektif.
Di sisi lain, Babinsa sebagai aparat negara secara melekat mendampingi petugas kesehatan agar dalam tugasnya merasa terlindungi tanpa khawatir adanya penolakan dari masyarakat.
"Kita ketahui bersama selama ini mungkin masih ada sebagian dari warga yang menolak jika petugas puskesmas datang terkait penelusuran kontak erat. Namun dengan hadirnya Babinsa upaya penanganan COVID-19 di lingkungan terkecil yaitu desa dapat berjalan lebih maksimal," jelas Imam.
Dandim menambahkan, upaya pencegahan dengan penegakan disiplin protokol kesehatan juga mengedepankan peran Babinsa bersama tiga pilar yaitu Bhabinkamtibmas dan kepala desa atau lurah agar masyarakat terus diingatkan tak boleh lengah dari bahaya penularan COVID-19.
"Kalau semua desa atau kelurahan bebas kasus COVID-19 maka secara otomatis wilayah lebih luas di atasnya juga tak ada penularan. Maka dari itu, pentingnya memutus rantai pandemi dimulai dari lingkungan terkecil," tuturnya.
Adapun dalam pembekalan terbaru untuk tracer COVID-19, sebanyak 60 Babinsa Kodim 1006/Martapura mengikutinya dengan pemberian materi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar.
Babinsa diberikan pelatihan dan pengetahuan tentang dasar penanganan COVID-19 termasuk metode pelacakan kontak erat dari orang yang terkonfirmasi positif dan langkah isolasi mandiri serta prosedur protokol kesehatan.