Banjarmasin (ANTARA) - Pengamat Politik dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Budi Suryadi mengatakan damainya gelaran Pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak yang baru saja selesai dilaksanakan dapat menjadi contoh teladan pemungutan suara ulang (PSU) pemilihan gubernur Kalimantan Selatan (Pilgub Kalsel).
"Pilkades adalah pembelajaran politik di akar rumput. Suksesnya Pilkades bisa jadi tolok ukur masyarakat siap menghadapi PSU Pilgub dengan cara-cara demokratis dan penuh kedamaian," kata dia di Banjarmasin, Rabu.
Diakui Budi, suhu politik jelang PSU 9 Juni mendatang terasa begitu panas. Meski tak ada lagi tahapan kampanye, namun aksi saling unjuk kekuatan di dunia maya melalui media sosial nampak begitu gaduh antar-pendukung paslon.
Di lain pihak, Budi melihat Pilkades di Kabupaten Banjar yang notabene juga menggelar PSU pada lima kecamatan justru suasana begitu hangat terasa penuh semangat persaudaraan.
Untuk itulah, Guru Besar Bidang Sosial dan Politik ULM ini berharap momentum Pilkades yang telah berjalan aman, tertib, dan lancar jadi pijakan masyarakat menuju hari pencoblosan memilih pemimpin Kalimantan Selatan tanpa ada rasa permusuhan akibat berbeda pilihan.
Diketahui PSU Pilgub Kalsel digelar di tujuh kecamatan pada dua kabupaten dan satu kota salah satunya Kabupaten Banjar yang baru saja melaksanakan Pilkades serentak di 140 desa.
Ada lima kecamatan di Kabupaten Banjar menggelar PSU, yakni Kecamatan Sambung Makmur, Kecamatan Aluh-Aluh, Kecamatan Martapura, Kecamatan Mataraman dan Kecamatan Astambul dengan total 502 tempat pemungutan suara (TPS).
Sisanya Kecamatan Banjarmasin Selatan di Kota Banjarmasin sebanyak 301 TPS dan 24 TPS di Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin, sehingga total ada 827 TPS disiapkan bagi masyarakat memberikan hak suaranya pada babak akhir Pilkada Kalsel 2020 yang diputuskan Mahkamah Konstitusi harus menggelar PSU.