Balangan (ANTARA) - Budaya gotong royong masih terlihat begitu kental di dalam masyarakat Desa Panggung, Kecamatan Paringin Selatan, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
Hal tersebut terlihat di saat acara mencari kayu bakar, untuk bahan bakar mengawah, dalam acara perkawinan anak Ajian dan Mahdiani, dimana terlihat ratusan orang terlibat dalam acara tersebut.
Dalam acara tersebut ratusan ibu-ibu gotong royong membuat penganan khas setempat sebagai tradisi acara mengayu yakni "bubur ambul" dimana para ibu ibu tersebut memasak secara bersama sama menggunakan kawah (wajan) besar setelah dimasukan adunan ke dalam kawah lalu oleh ibu-ibu adonan tersebut diaduk bersama sama.
Pengadukan penganan tersebut terus berlangsung sampai penganan dinilai sudah matang, kemudian dimasukan ke dalam piring lalu di kasih kuah air gula aren yang disebut juruh lalu disuguhkan kepada para kaum bapak-bapak yang bergotong royong membelah kayu bakar (Manungkih).
Pihak bapak bapak dengan bergotong royong menggergaji kayu yang berasal dari kayu karet yang sudah tua, setelah digergaji lalu diangkut bersama-sama ada yang pakai grobak ada pula yangpakai sepeda motor.
Kayu atau pohon karet yang masih berupa pohon tersebut setelah dipotong sesuai panjang yang diingini kemudian diangkut ke satu lokasi dimana titik gotong royong.
Lalu kayu tersebut dibelah atau ditungkih secara bersamaan sehingga menjadi potongan potongan kayu bakar yang mudah digunakan saat menanak nasi pakai kawah atau menanak gulai atau gangan juga pakai kawah.
Nasi dan gulai itulah nantinya sebagai suguhan saat acara perkawinan yang dijadwalkan sebulan lagi.
Mengayu memang dilakukan sebulan sebelum acara hari perkawinan, karena jika tak selama ini dikhawatirkan kayu tak kering dan tak dimakan api saat menanak nasi.
Budaya gotong royong Desa Panggung masih kental hadapi acara kawinan
Selasa, 25 Mei 2021 19:54 WIB