Paringin, (Antaranews Kalsel) - Dalam rangka memeriahkan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), PT Adaro Indonesia menggelar pameran foto bertajuk “Lebih Baik Menegur daripada Mengubur†menyusul masih tingginya angka kecelakaan kerja di lokasi tambang batubara.
Menurut Road Safety Officer PT Adaro Indonesia, Putih Mulazmi di Paringin, Rabu, keselamatan kerja menjadi hal utama di PT Adaro Indonesia dengan slogan yang terpampang di sejumlah lokasi penambangan "stop insiden".
"Pada Desember 2014 saja terdata sekitar 23.212 orang tenaga kerja dengan 52 persen tenaga kerja lokal yang bekerja dengan resiko tinggi," katanya.
Pameran foto bertajuk “Lebih Baik Menegur daripada Mengubur†yang diadakan pada akhir bulan Februari 2015 tadi ungkap Putih merupakan bagian dari peringatan Bulan K3 di lingkungan PT Adaro Indonesia sebagai bentuk peringatan dini.
"Foto kendaraan, korban, serta keluarga korban kecelakaan yang pernah terjadi di wilayah operasional PT Adaro Indonesia yang terjadi dari tahun 2002-2014 ditampilkan, juga data statistik insiden berdasarkan kategori ringan, berat, dan fatal," ujarnya.
Pada pameran foto di Public Hall Kantor Wara Km 73 Adaro, dipajang foto jari tangan putus, mobil terguling, trailer rusak berat, korban kecelakaan, darah, dan hal-hal mengerikan lain terpampang di ruangan besar itu.
“Foto korban kecelakaan di hauling road tersebut adalah korban kecelakaan di tambang, bayangkan jika kecelakaan yang menimpa saudara-saudara kita itu menimpa kita,†terang Putih.
Pada pameran tersebut pengunjung juga diputarkan film yang juga berisi gambar-gambar dan data insiden yang tak lain untuk menyadarkan pekerja akan pentingnya menjaga keselamatan diri dan orang lain.
Menurut Putih, konsep pameran tersebut memang sengaja dibuat untuk menyentuh hati pengunjung, malah tadinya kami mau memajang keranda mayat sebagai properti tapi tidak jadi, karena dirasa terlalu ekstrim.
Putih yang berperan sebagai penanggungjawab kegiatan ini, tujuan dari pameran foto ini bukanlah untuk mengekspos penderitaan korban, atau sekadar memajang gambar yang meninggikan bulu kuduk.
"Ini bukan foto merendahkan atau mengekspose penderitaan korban, tapi sebagai pengingat bagi para karyawan bahwa insiden bisa terjadi di manapun dan kapan saja," ternagnya.
Untuk menyampaikan pesan itu, panitia penyelenggara mewajibkan kepada semua kontraktor dan subkontraktor PT Adaro Indonesia untuk mengirimkan perwakilan karyawannya menghadiri pameran ini.
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan di Adaro ini adalah salah satu strategi dari manajemen untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya keselamatan dan menekan angka kecelakaan.
“Sebenarnya kegiatan ini hendak kami laksanakan akhir tahun kemarin, tapi karena berdekatan dengan momen Bulan K3, kami undur ke awal tahun 2015 ini,†kata Putih.
Antusiasme pengunjung terhadap pameran foto ini pun cukup tinggi, bahkan setiap harinya ratusan pengunjung yang merupakan tenaga kerja dari berbagai sub kontraktor berdatangan.
Yudana, karyawan PT Saptaindra Sejahtera mengatakan, awalnya dia ngeri melihat foto-foto yang ditampilkan lambat laun rasa ngeri yang ia rasakan berubah menjadi tekad untuk semakin memerhatikan keselamatan dalam bekerja.
“Saya tidak ingin keluarga saya di rumah melihat saya seperti dalam foto kecelakaan itu, bahkan saya sendiri tidak ingin mengalaminya,†ujarnya.
Sementara Achmad Saifudin, Safety Officer PT Trakindo, mengaku bahwa dirinya sangat terkesan dengan pameran foto dan film ini.
Menurut pria yang sudah 4 tahun bekerja di wilayah operasional PT Adaro Indonesia ini, pameran foto serupa sebaiknya juga dilakukan di semua mitra kerja Adaro.
“Pameran ini juga membuka mata saya tentang pentingnya media visual dalam memberikan pesan-pesan keselamatan. Mungkin ke depannya safety talk juga bisa menggunakan media visual, seperti slide powerpoint misalnya,†kata Achmad.