Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Unit Pelaksana Teknis Taman Hutan Rakyat Sultan Adam Kalimantan Selatan sukses mengembangbiakkan Rusa Sambar dari sebelumnya hanya enam ekor kini menjadi 14 ekor.
Kepala Tahura Sultan Adam Kalsel Akhmad Ridhani di Banjarmasin, Rabu, mengatakan sejak didatangkan dari daerah Kalimantan Tengah, pengembangbiakkan Rusa Sambar atau "cervus unicolor", hampir tidak ada kendala berarti.
"Wilayah pegunungan Mandiangin ini rupanya cukup cocok dengan hidup Rusa Sambar, sehingga cepat berkembang biak," katanya.
Bahkan, kata dia, salah satu rusa, yang bernama Surti, yang dulu dilepas oleh Wakil Gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan, baru saja beranak, sehingga total rusa kini menjadi 14 ekor.
Rusa Sambar merupakan rusa asli Kalimantan yang kini sudah sulit untuk ditemukan di alam bebas, karena banyak diburu masyarakat untuk diambil daging maupun tanduknya.
Di lahan seluas satu hektare UPT Tahura terus mengembangbiakkan Rusa Sambar agar tidak punah, sekaligus untuk menjadi daya tarik wisata alam Mandiangin.
Rusa Sambar merupakan salah satu hewan yang cukup jinak, dan mudah berkomunikasi dengan manusia, terbukti walaupun mereka berada di hutan, pada saat pawangnya memanggil nama salah satu rusa tersebut, mereka akan langsung datang mendekat.
Makanannya pun juga cukup tersedia secara melimpah di alam, antara lain rumput, dedak, dan pisang, sehingga memudahkan petugas untuk merawat rusa-rusa yang mulai dikembangkan di kawasan Mandiangin sejak 2012.
Maryoto, satu-satunya pemelihara Rusa Sambar di Mandiangin mengatakan tidak ada kendala berarti selama dia memilihara rusa-rusa tersebut.
Pada waktunya makan dia cukup memanggil nama salah satu rusa tersebut, antara lain Ryan, maka secara otomatis ke-14 rusa tersebut akan langsung berlari mendekat, kendati mereka berada di dalam hutan.
"Karena hanya saya yang memelihara dan memberi makan, jadi saya tidak pernah libur, kalau libur, rusa-rusa tersebut tidak makan," katanya.
Karena rusa-rusa tersebut cukup jinak, pengunjung juga dengan mudah bisa memberi makan dan memegang hewan berwarna coklat dan memiliki tanduk yang indah tersebut.
Sejak adanya rusak-rusa Sambar tersebut Mandiangin kini menjadi salah satu kawasan wisata alam yang cukup banyak dikunjungi masyarakat Kalimantan Selatan.
Bukan saja alamnya yang indah, tetapi juga infrastruktur yang juga terus dibenahi dan dibangun, sehingga wisatawan mudah menuju lokasi, bahkan bisa mencapai ke puncak gunung, tempat ditemukannya 13 situs benteng Belanda.
"Selain itu, wisatawan juga bisa menyaksikan langsung rusa-rusa asli Kalimantan, yang sempat hampir punah, karena diburu untuk diambil dagingnya," katanya.