Banjarmasin, (AntaranewsKalsel) - Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, belakangan ini tercemar puluhan ribu ton sampah, terutama di bagian hilirnya.
Kepala Dinas Pengelolaan Sungai dan Drainase Kota Banjarmasin Muryanta menyebutkan, di Banjarmasin, Senin menyebutkan setiap hari, puluhan ribu ton sampah terbawa arus di sungai Martapura.
Menurut dia, sampah-sampah tersebut kiriman dari bagian hulu yang berujung di Pegunungan Meratus, kemudian terbawa arus ke hilir saat musim hujan belakangan ini, dan akhirnya tertumpuk di bagian muara terutama di wilayah Kota Banjarmasin ini.
Ia mencontohkan penumpukan sampah yang sangat banyak tersangkut di Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Pangeran Antasari Kota Banjarmasin, mengakibatkan lumpuhnya trasportasi sungai beberapa hari belakangan.
"Sampah berupa ceng gondok yang bercampur ranting dan batang kayu memang sulit dihalau dan dibersihkan," paparnya.
Bahkan, lanjutnya, perangkap sampah eceng gondok yang dipasang jauh-jauh hari sebelumnya di Sungai Martapura di daerah Banua Anyar tak mampu berfungsi maksimal, sebab lebar perangkap sampah yang dipasang hanya seperempat luasnya sungai saja.
Ia menjelaskan, kalau dihitung dengan luasnya Sungai Martapura yang lebarnya sekitar 100 meter dengan diambil panjangnya sekitar 100 meter pula, bisa disimpulkan sampah yang tertumpuk beratnya sekitar 10 ribu ton. "Itu cuma sehari, kalau dua hari jadi 20 ribu ton," tuturnya.
Sementara, bebernya, alat pembersih sungai yang dioperasikan hanya satu, yakni yang disebutnya Kapal Sapu-Sapu.
"Tapi bagaimana pun, dengan masih minimnya peralatan untuk pembersihan sungai dari sampah kiriman, tetap bisa menunjukkan hasil yang maksimal," ujarnya.
Sebab, tambah dia, biasanya sampah yang tersangkut di Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Pangeran Antasari itu dulunya bisa sampai berbulan-bulan, kini hitungan hari sudah bisa dibereskan.
"Dan sekarang inipun sampah yang kemarin sangat banyak di bawah dua jembatan tersebut sudah bisa diatasi," imbuhnya.
Ia mengharapkan, masyarakat daerah bagian hilir sungai agar berperan aktif untuk mengatasi sampah sungai ini, sehingga Banjarmasin tidak terlalu direpotkan. "Sebab sudah sejak dulu sungai kita selalu jadi tumpukannya," pungkasnya.