Banjarmasin (ANTARA) - DPRD Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dalam hal ini Komisi IV Bidang Kesra yang juga membidangi pendidikan dan kesehatan mempelajari penanganan dampak COVID-19 pada dunia pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Ketua Komisi IV tersebut, HM Lutfi Saifuddin S.Sos mengemukakan itu melalui WA-nya sebelum melakukan studi komparasi di DIY, Jumat menjawab Antara Kalsel di Banjarmasin.
"Kita perlu mempelajari penanganan dampak COVID-19 di DIY tersebut sebagai bahan masukkan atau perbandingan buat penanganan dampak COVID-19 di Kalsel," ujar politikus Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu.
Pasalnya dengan masih selama pandemi COVID-19 belum berakhir dampak wabah yang dapat membawa seseorang kepada kematian itu, juga akan selalu ada, cuma apakah besar ataupun kecil, termasuk terhadap dunia pendidikan.
"Kita ingin penanganan dampak COVID-19 tidak terkecuali atau terutama pada dunia pendidikan bukan cuma sesegera mungkin, melainkan pula efesien dan efektif," lanjut anggota DPRD Kalsel dua periode tersebut.
Wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin tersebut dampak COVID-19 mengakibatkan hasil/mutu dunia pendidikan di provinsinya yang kini berpenduduk lebih empat juta jiwa tersebar pada 13 kabupaten/kota jadi menurun.
"Yang lebi fatal lagi dampak COVID-19 menimbulkan banyak anak didik putus sekolah. Hal tersebut tentunya tidak kita inginkan bersama," demikian Lutfi Saifuddin.
Dalam kunjungan kerja anggota Komisi IV DPRD Kalsel ke luar daerah, 17 - 19 Desember 2020 terbagi tiga kelompok yaitu ke DIY, Jakarta untuk melihat/mengetahui dampak COVID-19 terhadap "Anjungan Kalsel" di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta ada pula ke Kalimantan Timur (Kaltim).
DPRD Kalsel pelajari penanganan dampak COVID pada pendidikan di Yogyakarta
Jumat, 18 Desember 2020 6:16 WIB
Kita perlu mempelajari penanganan dampak COVID-19 di DIY tersebut sebagai bahan masukkan atau perbandingan buat penanganan dampak COVID-19 di Kalsel