Lima desa di Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, yakni Desa Labuan Barat, Teluk Sungai, Maradapan, Tengah, Tanjung Nyiur, terisolasi sejak kapal perintis KM Kana tenggelam pada akhir Mei.
Kepala Desa Tanjung Nyiur Pulau Sembilan Muhammad Yahya Kaco, di Kotabaru, Senin, mengatakan, akibat tidak ada kapal yang membuka pelayaran rute Kotabaru-Pulau Sembilan, harga kebutuhan pokok jadi mahal.
"Karena biaya transportasi angkutan juga mahal, sehingga pedagang menetapkan harga barang-barang menyesuaikan dengan biaya transportasi," katanya menjelaskan.
Menurut dia, sebagian masyarakat enggan naik kapal Km Multi Guna yang membuka rute Lontar-Marabatuan-Maradapan-Kerumputan dan kembali ke Maradapan-Marabatuan-Lontar.
"Karena setelah dihitung-hitung, biayanya dari Kotabaru hingga di pulau mencapai Rp 200 ribu per orang, belum lagi kalau membawa barang," ujar Yahya.
Atas kondisi tersebut, masyarakat Pulau Sembilan meminta Bupati DPRD dan Dinas Perhubungan Kotabaru dapat membantu memberikan solusinya.
"Kami warga di sini telah bertanda tangan untuk mengajukan permohonan kepada Bupati, DPRD dan Dinas Perhubungan agar membuka rute Kotabaru-Marabatuan meskipun hanya seminggu sekali," katanya.
Kendati rute Lontar-Barabatuan dilayani KM Multi Guna dua kali sepekan itu, kata Yahya hal itu kurang efektif, karena biayanya tinggi.
Kepala Kantor Administrasi Pelabuhan Jhony K Lintang mengakui sejak KM Kana tenggelam tidak ada lagi angkutan umum yang membuka pelayaran yang menggantikannya.
"Mudah-mudahan secepatnya kami akan mendapatkan penggantinya, terlebih ini menghadapi lebaran," katanya.
Lima Desa Terisolasi
Rabu, 21 Juli 2010 8:30 WIB