Barabai, (Antaranews Kalsel) - Penangkapan ikan dengan cara menyetrum masih marak dilakukan masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan kendati sosialisasi tentang bahaya penyetruman terus dilakukan.
Tokoh masyarakat di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Razi di Barabai, Rabu mengatakan, penyetruman ikan yang terjadi di daerahnya cukup memprihatinkan.
"Kami sering mengingatkan masyarakat tentang bahaya penyetruman, bukan hanya merusak lingkungan dan habitat ikan, tetapi juga membahayakan para penyetrum sendiri," katanya.
Hal tersebut disampaikan Razi, menanggapi peristiwa tewasnya salah seorang warga di desanya, yang tersetrumoleh alat penyetrumnya sendiri, usai menyetrum ikan di sungai.
Menurut dia, musibah tersebut, sangat memprihatinkan, pihaknya bersama aparat desa, senantiasa mengingatkan warga akan bahaya penyetruman, yaitu selain merusak lingkungan karena selain menangkap induk ikan, juga mematikan bibit ikan, dan telah beberapa kali menjadi penyebab kematian penyetrum.
"Nasehat atau papadahaan rupanya nggak mempan lagi untuk bisa mengantisipasi penyetruman, bahkan sekarang penyetruman makin gila, setelah sungai dibuka," katanya.
Aapalagi, kata dia, tak tanggung-tanggung, ada warga yang sengaja menggunakan genset untuk menyetrum ikan, sehingga puluhan ikan akan mudah didapat oleh masyarakat.
"Kalau sudah pakai genset jangankan jenis ikan seperti haruan, papuyu, sapat siam bahkan buaya aja bisa terkapar," katanya.
Sebelumnya, salah seorang warga, Aliansyah (50 tahun) warga desa Mahang Sungai Hanyar, tewas secara menggenaskan, yaitu tersetrum alat setrum yang dipakainya pada , Minggu (02/11).
Mayat Aliansyah pertama kali ditemukan oleh Bilahu, seorang Warga yang lewat di pinggir sungai tempat korban menyetrum ikan, yaitu di Sungai Handil Barabai yang lokasinya merupakan perbatasan antara desa Walatung dan Mahang Paku, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.
Saat ditemukan, sekitar pukul 17.00 Wita, kondisi korban sangat memprihatinkan, tangan dan dadanya melepuh, dan tergeletak dipinggir sungai, kuat dugaan korban tersentrum alat setrum ikan yang dibawanya, dikarenakan luka yang terdapat disekujur tubuh korban terdapat ciri luka karena tersetrum atau listrik.
Kerabat korban Hair menuturkan, korban meninggalkan dua anak dan satu istri dan sehari-hari berprofesi sebagai peternak sapi.
Selama musim kemarau ini, korban memanfaatkan waktunya untuk mencari ikan dengan penyetrum ikan menggunakan dengan alat dua aki dengan kekuatan daya yang cukup besar.
"Hari itu memang korban mendatangi sungai yang telah dibuka atau dipanen warga untuk mencari ikan, menurut korban kalau menangkap dengan menggunakan alat manual tidak memperoleh hasil yang cukup sehingga menggunakan alat setrum tapi ternyata penyetruman tersebut malah merenggut nyawa korban,"ujarnya.
Korban memang sempat memperoleh ikan dari penyetruman tersebut bahkan dapat menangkap penyu dengan ukuran yang cukup besar.
Diduga korban terkena sengatan listrik setelah mandi dan ingin membereskan peralatan setrumnya, namun tanpa sengaja tergelincir ke pinggir sungai sementara peralatan menyetrum masih menyala.
Jenazah korban dikebumikan pada Senin (3/11) di pekuburan Muslimin desa Mahang Sungai Hanyar, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hullu Sungai Tengah.