Banjarmasin (ANTARA) - Seorang Pembina yayasan "Dangsanak Kita" yang dikenal sebagai dosen senior dan mantan Rektor IAIN Antasari, Prof Fauzi Aseri saat berada di perkampungan para Mualaf Desa Manutui, Lok Lahung, kawasan Loksado, Minggu berjanji yayasannya sebisanya membimbing para mualaf.
"Kita bersyukur pada warga di pedalaman ini sudah banyak yang berpindah keyakinan dari yang dianut sebelumnya ke keyakinan baru mereka yakni agama Islam, Insya Allah kita akan membimbing mereka yang mualaf tersebut," kata Prof Fauzi Aseri di salah satu ruang sebuah surau kawasan Lokaso tersebut.
Prof Fauzi Aseri datang dengan para pengurus yayasan antaranya Fachrurajie, Chairul Anam, Yahya Muf, serta yang lain, untuk memberikan 100 bungkus sembako kepada 100 warga pedalaman yang mualaf tersebut.
Selain memberikan sembako, apara pengurus yayasan juga menjenguk pembangunan bedah rumah milik seorang mualaf yang dibantu penangannnya oleh yayasan.
Menurut Fauzi Aseri, yayasan akan selalu berusaha membimbing para mualaf untuk mendalami agama Islam sehingga mereka akan menjadi taat terhadap ajaran Islam yang benar.
Mereka akan dilajari belajar membaca Al Qur'an, lalu penguatan fikih ibadah, serta perilaku sesuai dengan syariat Islam."Kalau kurang bimbingan dikhawatirkan para mualaf ini akan dimasuki lagi paham dengan keyakinan lain, dan bisa bisa nanti di masuki oleh yang mengaku Islam tapi tidak sholat (sembahyang) nah itu membahayakan," tuturnya sambil bercanda gurau.
Dalam pertemuan tersebut, juga disebutkan bahwa yayasan selain membimbing warga mualaf di Lokasado Kab HSS juga membimbing warga mualaf di Paramasan Kab Banjar.
Yang terbaru yayasan membantu seorang mualaf yang mengalami kecelakaan saat mendulang, yakni terkena guguran batu besar di punggung sehingga warga mualaf tersebut nyaris lumpuh dan punggung infeksi dan hampir membusuk.
Berkat bantuan yayasan, koran kecelakaan tersebut dibantu diobati dengan membawa ke rumah sakit yang ada di banjarmasin, dan setelah berembug antar anggota yayasan dan simpatisan akhirnya korban bisa dioperasi dan kondisi sudah mulai membaik.
"Kalau dihitung-hitung biayanya mencapai ratusan juta rupiah, tetapi karena ini dibantu banyak pihak termasuk oleh dokter Zairin yang menangani secara gratis maka biaya pengobatan bisa ditekan," kata Fauzi Aseri.