Amuntai (ANTARA) - Kalau mendengar namanya mungkin agak aneh di telinga orang Indonesia, karena banyu hirang artinya air hitam (dark of water) dalam bahasa Indonesia. Ini nama sebuah kampung/ desa di Kalimantan Selatan tepatnya di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang baru-baru ini dikunjungi Kapolda Kalsel Irjen Pol Nico Afinta bersama Kasrem 101 Antasari Kolonel Inf Parulian Marpaung.
Kapolda Kalsel yang baru bertugas di Bumi Antasari ini mengaku kagum dengan daerah rawa di Kabupaten HSU yang cukup maju dan berkembang seperti halnya Desa Banyu Hirang.
"Saya kagum karena meski termasuk daerah yang alamnya sulit namun bisa maju," ujar Kapolda Nico Afinta berkunjung ke desa tangguh banua tersebut, Rabu (15/7).
Kekaguman Nico, cukup beralasan karena warga Desa Banyu Hirang 'pioner' dalam mengembangkan kerajinan eceng gondok, dan tahun ini terpilih mewakili Kalsel pada.lompa UP2K tingkat Nasional.
Warganya juga dikenal ulet dalam bekerja dan berusaha, namun juga tetap peduli terhadap kesehatan di masa.Pandemi COVID 19.
Desa Banyu Hirang dipilih sebagai kampung tangguh banua yang diharapkan mampu mandiri dalam memutus penyebaran Virus Corona Disease 2019 (COVID 19).
Desa Banyu Hirang memiliki fasilitas untuk karantina, pos pemeriksaan kesehatan, memiliki program ketahanan pangan, keamanan dan lingkungan.
Dalam persiapannya melibatkan instansi terkait seperti BPBD, Dinas Pertanian, Satpol PP dan Damkar serta Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Amuntai Selatan.
Semua pihak, termasuk TNI -Polri terlibat dalam mengkondisikan Desa Banyu Hirang menjadi Kampung Tangguh Banua.
Peninjauan ke Desa Banyu Hirang turut diikuti Asisten I Setdaprov Kalsel Sugian mewakili Gubernur selaku Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) COVID 19 Provinsi Kalsel.
Bupati HSU H Abdul Wahid menyampaikan sudah lebih 3000 orang termasuk pejabat dan petugas kesehatan yang di Rapid Test.
Guna memastikan pegawai pelayanan dalam kondisi sehat.
Pembagian masker gratis ke masyarakat juga terus dilakukan dengan diimbangi kegiatan sosialisasi dan operasi penegakan disiplin mengenakan masker.
"Kalau di prosentasikan sudah 95 persen masyarakat sadar mengenakan masker," kata Wahid.
Peran serta lembaga perbankan dan organisasi masyarakat juga disalurkan berupa bantuan sarana cuci tangan, Alat Pelimdung Diri (ADP) seperti Face Shield dan lainnya.
Beberapa desa juga mengalokasikan dana desa untuk menyediakan sarana cuci tangan di depan rumah warga. Selain itu bantuan langsung tunai (BLT) dana desa diberikan kepada warga terdampak COVID 19.
"Ini memberikan gambaran bahwa kami sudah melakukan upaya - upaya yang maksimal dalam menekan penyebaran virus COVID- 19, " tegas Wahid.
Memasuki New Normal, katanya, masyarakat di Kabupaten HSU diharapkan sudah bisa mandiri mencegah penyebaran COVID 19 dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan cegah COVID 19.
Pada kesempatan kunjungan ke Desa Banyu Hirang diresmikan Bazhar produk kerajinan tangan oleh Bupati HSU dan Kapolda Kalsel. Bazaar menampilkan Khas kerajinan dari Desa Banyu Hirang seperti anyaman eceng gondok, purun dan rotan.