Banjarmasin (ANTARA) - Dari sekian anggota Perkumpulan Daun Hijau (PHD) yang terlibat dalam penyemprotan disinfektan malam hari dalam kaitan memutus mata rantai penyebaran Covid 19 di di bilangan Jalan Perdagangan, Kota Banjarmasin, hanya Sherrie lah satu-satunya perempuan.
Wanita yang bernama lengkap Seri Sugiarti, S.Pd kelahiran Banjarmasin 1980 ini rela meninggalkan anak dan suami hanya untuk membantu masyarakat dalam mengatasi persoalan yang belakangan kian merisaukan tersebut.
Tak takut dingin, tak takut lelah, tak takut kena semprot, wanita yang berofesi seorang guru, S1 lulusan PGSD ini terus saja ke sana kemari di tengah suasana bising suara mesin semprot serta berkabut dan berembun akibat percikan air semprotan disinfektan.
Kegiatan yang punya resiko kesehatan terhadap diri sendiri tersebut bukan sekali saja ia ikuti tetapi berkali-kali dari 24 kali penyemprotan yang dilakukan PHD se Kota Banjarmasin dan sekitarnya saat pandemi ini.
Mengabdi kepada masyarakat merupakan nutrisi batin, kesenangan jiwa, serta ada perasaan bahagia, tambah wanita yang memiliki kemampuan mengolah video yang juga merupakan hobby pula.
Lantaran itu nutrisi batin maka apa saja yang sifatnya membantu sesama masyarakat banyak yang ia ikuti, makanya ia sangat bangga bergabung dengan Forum Komunitas Hijau (FKH), Masyarakat Peduli Sungai (Melingai), Perkumpulan Hijau Daun (PHD), serta Komunitas Teratai Banjarmasin.
"Saya bangga jadi anggota FKH, Melingai, PHD, dan komunitas teratai, karena organisasi tersebut kerja nyata dan tanpa pamrih, dengan semboyan kada siapa yang menyuruh, kada siapa yang memberi upah, kada minta hargai, kada minta puji, bukan siapa siapa dan tak ingin jadi siapa siapa," katanya sambil tersenyum.