Oleh Syamsuddin Hasan
Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - Kebijakan Kementerian Kesehatan mengenai Pekan Kondom Nasioanal (PKN) dikhawatirkan merusak moral generasi bangsa Indonesia.
H Asmara Yanto, anggota DPRD Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Kamis mengatakan, dengan PKN akan memberi peluang seks bebas, yang pada gilirannya membuat rusak moral generasi bangsa.
Politisi Partai Bintang Reformasi (PBR) mengharapkan agar pihak berwenang terkait mempertimbangkan kembali secara lebih matang dan seksama terhadap PKN.
Bahkan secra prirbadi, politisi PBR yang mencalon kembali menjadi anggota DPRD Kalsel lewat Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2014 itu juga menolak PKN.
Sebab, menurut wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana hukum itu, PKN sangat tidak mendukung terhadap penerapan norma-norma Islam, yang menjadi panutan mayoritas penduduk Indonesia, termasuk di Kalsel berpenduduk lebih 3,6 juta jiwa.
"Jadi apapun alasan, PKN lebih baik ditiadakan sebagai salah satu upaya pencegahan beredar bebas alat kontrsepsi, dan guna melindungi generasi bangsa dari kerusakan moral," tandasnya.
"Pemerintah harus peka dan tanggap terhadap persoalan yang mungkin timbul dalam PKN, dan bisa berdampak politik," demikian Asmara Yanto.
Pendapat senada dari Deni, pegiatan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang ke-Islam-an di provinsi yang terdiri 13 kabupaten/kota tersebut.
"Mungkin tujuan dari kebijakan Kemenkes menggelar PKN tersebut baik, tapi caranya perlu koreksi. Karena cenderung membuka peluang seks bebas," lanjut aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) itu.
"Mungkin masih banyak cara menghindari keterjangkitan virus HIV/Aids, yang lebih baik dan bermanfaat, tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam," demikian Deni.
PKN Dikhawatirkan Rusak Moral
Kamis, 5 Desember 2013 9:46 WIB