Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koodinator Bidang Perekonomian menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik dibandingkan dengan negara lain di tengah tekanan ekonomi global, salah satunya India.
Asisten Deputi Pengembangan Ekonomi Daerah dan Sektor Riil Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam pemaparannya mewakili Menko Perekonomian pada Smart Outlook Economic yang bertemakan “Jurus-jurus Bisnis Menyiasati Resesi Ekonomi Global” di Wisma Antara, Jakarta, Jumat, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih stabil di kisaran lima persen, sementara pertumbuhan ekonomi India hanya tumbuh 4,5 persen pada Kuartal III-2019 atau menjadi tertinggi ketiga dari negara anggota G-20.
Sedangkan, ekonomi India yang mengalami kontraksi cukup dalam, hanya tumbuh 4,5 persen pada kuartal III-2019 atau menjadi tertinggi ke-3 dari negara anggota G-20.
"Kita patut bersyukur sampai kuartal III-2019 dan akhir 2019 pertumbuhan ekonomi kita masih di atas 5 persen. India pada kuartal III alami penurunan menjadi 4,5 persen, tadinya peringkat ke-2, sekarang ke-4 setelah Indonesia," ujar Ferry.
Namun, tingkat pertumbuhan Indonesia tahun lalu masih berada di bawah China, yang mencapai enam persen pada kuartal III-2019.
"Kalau kita bandingkan dengan angka pertumbuhan ekonomi di negara G-20, Indonesia peringkat kedua setelah China," kata Ferry.
Di sisi lain, pemerintah masih percaya diri bahwa indikator ekonomi yakni inflasi masih bisa membuat optimisme pada 2020.
Hingga akhir Desember 2019, tingkat inflasi Indonesia 2,7 persen atau lebih rendah dibandingkan dari asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar tiga persen.
“Ini terendah dalam satu dekade terakhir, jadi modal untuk menatap 2020," katanya.
Dalam kesempatan sama, Komisaris Independen BCA Raden Pardede menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di lima persen.
“Tidak turun signifikan, sangat perlahan 0,0 sekian. Memang negara lain mengalami penurunan pertumbuhan, India dari sekitar delapan ke 4,5 persen,” katanya.