Banjarmasin (ANTARA) - Polda Kalimantan Selatan mencatat penurunan jumlah tindak pidana selama 2019 dibanding 2018, sehingga wilayah itu dianggap relatif lebih kondusif sepanjang tahun ini.
Kapolda Kalsel Irjen Pol Yazid Fanani mengatakan, selama 2019 terjadi 6.023 kasus tindak pidana atau turun 399 kasus dibanding 2018 yang tercatat ada 6.422 kasus.
"Kasus kejahatan konvensional yang menonjol seperti pencurian dengan pemberatan, curanmor hingga penyalahgunaan senjata tajam turun semua jumlah kejadiannya, sehingga membuat situasi kamtibmas lebih kondusif," terang Kapolda saat reles akhir tahun di Mapolda Kalsel, Senin (30/12) petang.
Namun untuk tindak pidana khusus, selama 2019 justru mengalami kenaikan cukup signifikan. Trennya naik 98 kasus atau 30,5% yaitu 2019 terjadi 419 kasus. Sedangkan 2018 hanya 321 kasus.
Dimana tindak pidana minyak dan gas bumi (Migas) paling tinggi, yakni 132 kasus, disusul karhutla 40 kasus, serta ilegal mining dan perlindungan konsumen masing-masing 38 kasus.
Kemudian untuk kejahatan transnasional tindak pidana narkoba, trennya juga turun yaitu 1.858 di tahun 2019 berbanding 1.987 di tahun lalu.
"Khusus untuk narkoba ini, saya memang tekankan pada penguatan upaya pencegahan. Termasuk mendorong berjalan maksimalnya program rehabilitasi bagi pecandu agar sembuh. Tercatat selama 2019 ada 46 orang yang ditangkap menjalani rehabilitasi karena hanya sebagai pengguna bukan pengedar," jelas Yazid didampingi Wakapolda Brigjen Pol Aneka Pristafuddin dan Irwasda Kombes Pol Irwasda Djoko Poerbohadijojo.
Di sisi lain, yang menjadi keprihatinan Kapolda di tahun 2019 ini naiknya angka kecelakaan lalu lintas dengan korban fatal. Sepanjang tahun ini, tercatat ada 523 kasus laka lantas dengan korban meninggal dunia 334 jiwa.
"Naiknya 38 kasus dengan korban meninggal satu orang lebih banyak dibanding tahun lalu. Jika satu tahun 365 hari, maka setiap hari ada laka lantas dan korban tewas hampir ada pula setiap hari," tutur jenderal polisi bintang dua itu menyesalkan.
Untuk itu, Kapolda mengajak seluruh elemen masyarakat bisa bersama-sama lebih peduli terhadap ketertiban berlalu lintas di jalan raya sehingga laka lantas dapat terus ditekan.
"Polantas tidak bisa bekerja sendiri, harus ada muncul kesadaran dari diri si pengendara sendiri untuk selamat. Budayakan tertib berlalu lintas, karena kecelakaan pasti diawali dari pelanggaran lalu lintas. Saya berharap tahun depan angka kecelakaan dengan korban fatal dapat ditekan," tandasnya.