Banjarmasin (ANTARA) - Kepala perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Selatan Herawanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Selatan berpeluang meningkat pada 2020.
Peluang itu, ucap dia, pada acara pertemuan tahunan BI 2019 di gedung BI Kalsel, Rabu, seiring pemulihan kinerja ekspor pertambangan batu bara dan industri pengolahan pada tahun depan.
Memang, ungkap dia, pertumbuhan ekonomi Kalsel melamban pada tahun 2019 ini, karena kinerja ekspor pertambangan batu bara tertekan pergerakan kondisi ekonomi global.
"Tapi di 2020 sepertinya akan meningkat," ujarnya.
Utamanya, lanjut Herawanto, untuk agro industri seperti hasil kelapa sawit, yakni, minyak sawit mentah atau CPO, di mana Kalsel memiliki cukup besar sumberdayanya.
Baca juga: 19 daerah ikuti festival ekonomi syariah
Baca juga: Video - Masyarakat HSS antusias ikuti sosialisasi ciri-ciri keaslian uang Rupiah
"Ekspor CPO ini sangat baik saat ini, di tahun akan datang lebih baik lagi kita yakin," ujarnya.
Apalagi, ungkap dia, kebijakan pemerintah terkait dengan biofoil ini mewajibkan B20 akan ditingkatkan menjadi B30 hingga B50.
"Ini prospeknya bagus bagi industri CPO di daerah Kalsel, sehingga kita yakin ada peningkatan kinerja ekspor dari daerah ini kedepannya," papar Herawanto.
Dengan demikian, dia meyakini inflasi di Kalsel akan tetap terkendali sejalan dengan sasaran inflasi nasional yang lebih rendah sebesar 3,0±1%.
Dengan catatan bahwa apa yang telah tertulis dalam program Roadmap Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi dan Kabupaten/Kota di Kalsel dapat berjalan dengan baik.
Baca juga: Inilah ketentuan layanan penukaran uang rupiah ke BI
Baca juga: Kenali keaslian uang rupiah dengan metode 3D
Sementara, ucap Herawanto, untuk stabilitas sistem keuangan di
Kalsel juga terjaga. NPL tercatat masih dalam batas yang aman, meskipun masih diwarnai risiko penurunan harga komoditas utama.
Dia mengungkapkan juga, untuk kredit perbankan Kalael pada tahun 2019 tumbuh tertahan, sementara pada 2020 akan terdorong meningkat.
Bank Indonesia, lanjut dia, akan terus menguatkan pengembangan klaster ketahanan pangan dan produk unggulan daerah.
Saat ini terdapat lima klaster yaitu klaster padi unggul di Kabupaten Tanah Bumbu, klaster bawang
merah di Kabupaten Tapin, Klaster Ikan Air Tawar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Klaster Udang di Kabupaten Kotabaru dan Klaster Ampulung di Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Selain itu, juga terus menggali komoditas eksotis khas Kalsel untuk dapat diperkenalkan secara lebih luas pada lingkup Nasional dan Dunia, seperti kain khas sasirangan dan kopi lokal.
Selain kelompok tani dan UMKM, pengembangan juga dilakukan BI kepada pondok pesantren di daerah ini.
BI: Pertumbuhan ekonomi Kalsel memberi peluang untuk meningkat pada 2020
Kamis, 12 Desember 2019 7:03 WIB