Tanjung (ANTARA) - Warga Desa Bongkang RT 5 Kecamatan Haruai Kabupaten Tabalong, Kalsel, mengeluhkan bau menyengat dari tumpukan batu bara milik PT Saijaan Pasifik Makmur perusahaan kayu lapis yang sudah lama tak beroperasi di wilayah ini.
Tumpukan mirip anak gunung ini bahkan mengeluarkan asap karena sebagian batu baranya terbakar sehingga warga sekitarnya mulai mengalami gangguan kesehatan.
"Kita sudah melayangkan surat pengaduan terkait polusi udara yang ditimbulkan dari tumpukan batu bara tersebut," jelas Ketua Badan Permusyawaratan Desa Bongkang Suriani.
Hampir dua bulan tumpukan batu bara yang ditinggalkan pihak penambang ini terbakar dan mengeluarkan asap.
Dalam surat pengaduan nomor : B.232/KD - BKG/140/10/2019 warga meminta Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan, instansi terkait dan pihak perusahaan bisa mengatasi permasalahan ini agar dampaknya tidak meluas.
Surat pengaduan yang ditandatangani Sekretaris Desa Bongkang Muhammad Riaji dan Ketua BPD Suriani juga telah diterima Kadis LH setempat Rowi Rawatianice.
"Bidang penataan hukum lingkungan sudah melakukan verifikasi lapangan terkait pengaduan warga Desa Bongkang," jelas Rowi.
Terkait batu bara yang terbakar ungkap Rowi akan dikoordinasikan dengan SKPD terkait agar warga tidak terkena dampak asapnya.
Sementara itu dalam surat pengaduan tanggal 6 Oktober 2019 dilampirkan juga surat pernyataan keberatan atas polusi udara berupa asap dan bau menyengat dari tumpukan batu bara di lahan eks PT Saijaan Pasifik Makmur yang ditandatangani 86 warga Desa Bongkang RT 5.