Banjarmasin (ANTARA) - Komisi I DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) mengharapkan, terutama bagi generasi "urang" atau warga masyarakat Banjar Kalsel agar meneladani Pahlawan Nasional Pangeran Antasari yang gugur 11 Oktober 147 tahun lalu.
"Kan Pangeran Antasari dari urang Banjar sendiri. Jadi tidak salah kalau kita meneladani sikap kejuangan dan perjuangan almarhum," ujar Sekretaris Komisi I DPRD Kalsel H Suripno Sumas SH MH di Banjarmasin, Jumat.
Ia menunjuk contoh sikap perjuangan dan kejuangan, serta "papadah" (nasihat) Pangeran Antasari yang penuh makna dalam membangun negara dan bangsa, tidak terkecuali bagi daerah dan masyarakat Kalsel.
Sebagai contoh hingga meninggal dunia di pedalaman Kalimantan atau tepatnya Puruk Cahu - hulu Sungai Barito yang kini wilayah Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), Pangeran Antasari tidak pernah kompromi dengan penjajah.
"Ketidakmauan kompromi dengan penjajah atau bentuk kejahatan tersebut salah satu sikap perjuangan dan kejuangan Pangeran Antasari yang harus kita teladani serta aktualisasikan," ajak alumnus Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu.
Selain itu, beberapa papadah atau semboyan Pangeran Antasari yang mesti generasi urang Banjar Kalsel camkan antara lain "waja sampai ka puting" (pengertiannya semangat berjuang/membangun harus seperti baja hingga akhir).
"Papadah atau semboyan lain, 'haram manyarah sabalum barjuang' (pengertiannya tidak boleh berputus asa dan tak boleh menyerah terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas)," lanjut mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Kalsel tersebut.
Begitu pula, Pangeran Antasari menekankan arti penting persatuan dan kesatuan dalam memerangi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan atau dalam pengertian membangun yang almarhum ungkapkan "basimpul di tali sindat".
Basimpul di tali sindat sebuah peribahasa daerah Banjar Kalsel yang pengertiannya harus memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam berjuang, menegakkan, mempertahankan kemerdekaan, termasuk mengisinya, demikian Suripno Sumas.
Harapan wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin yang memasuki periode kedua DPRD tingkat provinsi tersebut sehubungan peringatan Hari Gugurnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari 11 Oktober 147 tahun lalu di Banjarmasin, Jumat.
Peringatan Gugurnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari 11 Oktober 2019 ditandai dengan ziarah ke makam almarhum oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel yang dipimpin Sekdaprov setempat, H Abdul Haris Makkie.
Menyertai ziarah ke makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari di Jalan Masjid Jami' Banjarmasin itu Wali Kota setempat, H Ibnu Sina kelahiran Puruk Cahu Kalteng.
Orang nomor satu di jajaran pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin itu berharap, kawasan makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari tersebut merupakan daerah yang sakral (terbebas dari tangan-tangan yang tidak terpuji).
Begitu pula kebersihan lingkungan kawasan makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari tersebut harus tetap terjaga, jangan sampai kotor, demikian Ibnu Sina.
Makam Pahlawan Nasional Pangeran Antasari tersebut satu komplek dengan makam Pahlawan Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera) Hasanuddin Haji Madjedi yang gugur saat perjuangan Angkatan 66 menumbangkan pemerintahan rezim Orde Lama yang "dimotori" Partai Komunis Indonesia (PKI).