Kandangan (ANTARA) - Bupati Hulu Sungai Selatan (HSS) H AchmadFikrymembuka secara resmi mandatorytraining karyawan dan karyawati Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) BrigjendH HasanBasryKandanganmenuju sertifikasi rumah sakit syariah, bertempat di Aula lantai II RS setempat.
Wakil Direktur Administrasi dan Keuangan RSUD Kandangan H.Nanang, di Kandangan, Senin (24/6), Rumah Sakit(RS) bersertifikat syariah pada dasarnya harus memenuhi tigaindikator mutu wajib syariah, di mana ketika salah satu indikator tersebut tidak dipenuhi maka sebuah RS tidak dapat disertifikasi sebagai RS syariah.
"lndikator yang dimaksud yaitu pertama, pasien sakaratul maut terdampingi dengan talqin. Kedua, mengingatkan waktu shalat bagi pasien dan keluarga dan ketiga, pemasangan kateter sesuai genderatau yang lelaki dipasang perawat lelaki demikian juga sebaliknya, katanya, saat menyampaikan laporan kegiatan.
Dijelaskan dia, pelaksanaan mandatorytraining mulai tanggal 24 hingga 29 Juni 2019 khusus untuk para perawat, pihak manajemen dan tenaga non medis lainnya. Kemudian tanggal 10 Juli 2019 dilaksanakan khusus untuk tenaga medis, yaitu dokter dan dokter spesialis.
Baca juga: Bupati HSS raih penghargaan RSUD Hasan Basry menuju RS Syariah
Maksud kegiatan ini adalah memberikan pemahaman dan kesadaran yang mendalam tentang pentingnya pelayanan kesehatan berbasis syariah, memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta terkait dengan fiqih pasien.
Begitupun agar nantinya seluruh karyawan diharapkan mampu mendampingi pasien berkaitan dengan ibadah pasien,disaat sakit dan menjelang sakaratul maut dan memenuhi standar pelayanan minimal RS syariah.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) HSSKHM.Ridwan Basri, mengatakan cara melayani masyarakat dengan tigadasar. yaitu rahmat, nasehat dan tawadhu, pertama sebagaimana Rasulullah memandang umatnya rahmatan lil alamin.
"Jadi dasar kita adalah kasih sayang karena mereka adalah hamba-hamba Allah atau makhluk-makhluk Tuhan yang perlu, bahkan mereka lebih penting mendapatkan kasih sayang," katanya.
Menurut dia, hal itu karena mereka dalam keadaan sakit, susah, mendapat bencana dan musibah, maka pelayanan diberikan dengan memandang mereka itu sebagai orang perlu disayangi, jangan ada rasa kebencian dan marah kepada mereka.
Kedua, nasehat dalam agama berarti menginginkan yang terbaik bagi orang lain atau menginginkan kebaikan, maka tujuan pelayanan itu bagaimana orang baik, bukan untuk kebaikan diri sendiri saja.
Baca juga: Bupati HSS resmikan gedung baru IGD RSUD Kandangan
Ketiga, tawadhu berarti sebagai pelayan dan mereka itu yang merupakan pasien adalah orang-orang yang mulia, karena walaupun mereka pasien sebenarnya mereka adalah hamba-hamba Allah, mereka umatnya Rasulullah dan saudara-saudara sebangsa dan negara.
"Yang mana kita ditugaskan pemerintah untuk menjaga kesehatan mereka dan pelayan mereka, bukan kita yang minta hormati tetapi kita yang menghormati mereka," katanya.
Ditambahkan dia, agar dalam bekerja memberikan pelayanan agar bukan mencari pujian dari pasien, bukan mencari penghargaan, bukan pula mencari ucapan terimakasih, tetapi bekerja karena Allah SWT.
Acara pembukaan diawali dengan bersama-sama membaca ayat Al-Qur'an, surah Ali Imran ayat 102 - 104 dipimpin oleh Ustadz Fitriadidan dilanjutkan menyanyikan bersama lagu Indonesia Raya.