Banjarmasin (Antaranews Kalsel) - Universitas Lambung Mangkurat (ULM) memulai pembangunan gedung "Teaching Industry" tablet Effervescent Pasak Bumi Borneo yang berada di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Banjarbaru.
"Alhamdulilah saya merasa bersyukur pembangunan gedung bisa dimulai dan diharapkan ini menjadi cikal bakal pengembangan kampus ke arah Entrepreneur University," kata Rektor ULM Prof DR H. Sutarto Hadi di Banjarbaru, Selasa.
Dia mengatakan, perguruan tinggi tidak hanya melakukan riset saja yang hasilnya publikasi tetapi ada produk-produk bisa dikembangkan yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas, termasuk dosen dan mahasiswa itu sendiri.
"Nantinya setelah pabrik ini jadi, ULM bisa produksi massal tablet Effervescent Pasak Bumi Borneo dan Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming telah menyiapkan lahan 5.000 hektar di daerahnya untuk penanaman pasak bumi demi menjaga ketersediaan bahan baku," beber Sutarto.
Seperti diketahui, dua penyokong utama pembangunan pabrik terdiri dari Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti dengan hibah senilai Rp1,5 miliar pada tahun 2018 dan multi tahun untuk membantu peralatan industri, dan Yayasan Haji Maming 69 milik Bupati Tanah Bumbu Mardani H Maming menyumbang Rp900 juta untuk pembangunan awal gedungnya.
"Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Mardani H Maming atas komitmennya untuk membantu kemajuan ULM yang hakikatnya juga untuk kemajuan daerah Kalsel, dan pada akhirnya demi kesejahteraan masyarakat Banua Kalimantan Selatan," jelas Sutarto.
Selaku Rektor ULM, Sutarto pun mendukung penuh untuk pengembangan produk inovasi tersebut.
Dia juga telah melakukan pertemuan dengan Dr Ir Juamin Appe selaku Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti secara intensif, sehingga program ini bisa berjalan dengan baik hingga akhirnya dilaksanakan groundbreaking tahapan awal pembangunan pabrik efervescent akar pasak bumi tersebut.
Sementara Direktur Inovasi Industri Ditjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Ir Santoso Yudo Warsono mengatakan, pembangunan Teaching Industry merupakan langkah maju dan strategis ULM mengembangkan kekayaan alam lokal di Kalimantan.?
"Pemerintah berharap akar pasak bumi khas Pulau Kalimantan kedepannya dapat menjadi produk herbal terkenal di Indonesia seperti halnya ginseng asal Korea Selatan," tuturnya.
Kata dia, Kemenristekdikti terus mendorong ULM bisa mengembangkan riset dari bahan baku akar pasak bumi, sehingga tak hanya dijadikan jamu tapi menuju Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka.
Borneo ekstrak akar pasak bumi produk farmasi bahan alami dengan bahan baku akar pasak bumi menjadi produk unggulan hasil inovasi dosen FMIPA ULM.
Untuk tim peneliti terdiri atas Heri Budi Santoso, Liling Triyasmono, Totok Wianto, Khoerul Anwar, dan Mia Fitriana yang pada tahun 2017 didanai oleh Program Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Ditjen Penguatan Inovasi. Kemudian mengikuti Pameran Inovasi I3E di Surabaya, sehingga berlanjut ke inovasi industri.
Nantinya effervescent akar pasak bumi bikinan pabrik FMIPA ULM dengan merek dagang Borneo, akan dibantu pemasarannya oleh perusahaan obat terkenal yakni PT Kimia Farma, dengan sistem bagi hasil.
Pada acara peletakan batu pertama pembangunan gedung "Teaching Industry" itu, turut dihadiri Ketua Senat Universitas Lambung Mangkurat Prof Dr Ir H Gusti Muhammad Hatta. Sedangkan Mardani H Maming yang sebelumnya juga dijadwalkan hadir, urung datang lantaran ada agenda penting yang harus dilaksanakan di Jakarta.
ULM bangun pabrik "effervescent" akar pasak bumi
Rabu, 9 Mei 2018 5:21 WIB
Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Mardani H Maming atas komitmennya untuk membantu kemajuan ULM yang hakikatnya juga untuk kemajuan daerah Kalsel, dan pada akhirnya demi kesejahteraan masyarakat Banua Kalimantan Selatan