"Jenis ikan pepuyu dan gabus terus menurun jumlah produksinya akibat penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan," ujar Suriani.
Produksi Ikan tangkapan di HSU setiap tahun mencapai 12 ribu ton namun produksinya stagnan bahkan beberapa jenis ikan mengalami penurunan akibat ilegal fishing.
Salah satu upaya menekan aktivitas ilegal fishing adalah dengan meningkatkan produksi budidaya. Semakin banyak pembudidaya memperkecil ruang gerak pelaku ilegal fishing karena petani pasti akan menjaga kawasan budidaya miliknya.
Suriani mengatakan, Pemerintah Provinsi Kallimantan Selatan mendorong pembudidayaan jenis Ikan lokal oleh karena produksi ikan lokal semakin berkurang dan mempengaruhi inflasi.
Saat ini Dinas Perikanan tengah giat memperkenalkan Budidaya Perikanan dengan Sistem Pagar (Fishpen) untuk diterapkan sebagai alternatif budidaya keramba dan kolam rawa yang banyak digeluti petani.
Sistem Fishpen dinilai lebih cocok dikembangkan diwilayah perairan rawa dan lebih memberi keuntungan bagi petani pembudidaya ikan karena Sistem Fishpen mampu menekan biaya produksi dan mengatur masa penjualan ikan disaat harga tinggi dengan membudidayakannya.
Suriani mengingatkan, Kabupaten HSU sudah ditetapkan pemerintah pusat sebagai Kawasan Kota Ikan (Mina Politan) karena potensinya dimana sekitar 80 persen wilayah HSU terdiri atas perairan rawa dan nelayannya sudah unggulan, sehingga HSU diharapkan bisa sebagai daerah penyangga perikanan untuk Kalsel.
Suriani berharap petani serius menggeluti usaha budidaya karena pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan siap membantu kesulitan yang dihadapi petani budidaya.