Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Pemprov Kalsel) memprogramkan penanaman karet di hutan tanaman industri (HTI) yang lahannya belum ditanami oleh perusahaan bersangkutan.
Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan Rakhmadi Kurdi di Banjarmasin, Kamis mengatakan, program penanaman karet tersebut selain untuk menghijaukan kembali kawasan kritis di Kalsel juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai ketentuan, kata dia, dari seluruh kawasan HTI tersebut 30 persennya dikelola masyarakat.
"Jadi lahan HTI yang masih kosong akan ditanami oleh masyarakat dan hasilnya akan dijual ke perusahaan terkait," katanya.
Merealisasikan hal tersebut, kata dia, saat ini pihaknya sedang menata dan menyusun draf-draf yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak.
Pada 2012 ini, kata dia, Kalsel hanya mendapatkan jatah untuk penanaman kawasan hutan kritis dari APBD sekitar 380 hektare, untuk itu pihaknya akan terus mendorong pihak swasta berperan aktif dalam program penanaman lahan kritis.
"Dalam waktu lima tahun kita berharap lahan kritis terutama yang berada di sekitar DAS Barito sudah tertutup," katanya.
Menurut Rakhmadi, masalah HTI kini menjadi salah satu fokus perhatian penanganan kehutanan di Kalimantan Selatan.
Selain HTI, pihaknya juga serius menangani taman hutan rakyat (Tahura) Sultan Adam wilayah Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.
"Kalau HTI untuk menghutankan kembali (reboisasi) kawasan hutan yang sudah banyak ditebang atau dirambah," katanya.
Sedangkan Tahura Sultan Adam untuk mempertahankan multifungsi seperti sebagai hutan wisata dan pendidikan juga kawasan tangkapan air.
Selain itu juga, pengendali banjir serta menjaga debit air Waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar yang menjadi pusat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Pangeran Mohammad Noor./B/B