Banjarmasin, (Antaranews Kalsel) - DPRD Kalimantan Selatan menyambut positif dan gembira dengan terbitnya AlQuran terjemah bahasa daerah Banjar atau "bahasa ibu" provinsi tersebut.
Sekretaris Komisi IV Bidang Kesra DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) HM Lutfi Saifuddin mengemukakan itu di Banjarmasin, Kamis sehubungan penerbitan quran terjemah bahasa Banjar oleh Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia.
Politikus muda Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) itu berharap, dengan terbitnya quran terjemah bahasa Banjar akan lebih memotivasi generasi Muslim banua (daerah ini) untuk mendalami atau memahami kandungan kitab suci umat Islam tersebut.
Selain itu, sebagai salah satu upaya pelestarian bahasa daerah Banjar yang juga merupakan kearifan lokal, lanjut Sekretaris Komisi IV DPRD Kalsel yang juga membidangi keagamaan, pendidikan dan kempudaan.
Pasalnya, tutur wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel I/Kota Banjarmasin itu, generasi muda Kalsel, tak terkecuali dari kaum Muslim banyak tidak mengenal/mengetahui bahasa daerah Banjar atau bahasa ibu sendiri.
"Bila tanpa upaya pelestarian, lambat laun bahasa daerah Banjar bisa punah atau tidak menjadi bahasa ibu lagi, dan dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa bebas/semau masing-masing," ujarnya.
Padahal bahasa daerah Banjar masuk kearifan lokal yang harus mendapat perlindungan dan bersama-sama pula menjaga/melestarikan agar jangan sampai punah kena gerus pengaruh modernisasi, lanjutnya.
Oleh sebab itu, dia berharap, agar peluncuran quran terjemah berbahasa Banjar tersebut segera mungkin, serta penggandaan sesuai kebutuhan atau perkiraan penduduk Muslim Kalsel yang memerlukan.
Begitu pula jika memungkinkan Kanwil Kemenag bersama pemerintah provinsi (Pemprov) setempat mendapat hak/boleh menggandakan quran terjemah berbahasa Banjar, demikian Lutfi.
Peluncuran quran terjemah berbahasa Banjar itu rencananya dalam waktu segera bersamaan dengan quran terjemah bahasa daerah Bali dan Ambon, Maluku.
DPRD Sambut Positif Quran Terjemah Bahasa Banjar
Jumat, 22 Desember 2017 9:26 WIB
Bila tanpa upaya pelestarian, lambat laun bahasa daerah Banjar bisa punah atau tidak menjadi bahasa ibu lagi, dan dalam pergaulan sehari-hari menggunakan bahasa bebas/semau masing-masing