Penderita HIV/AIDS di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, yang terpantau Dinas Kesehatan setempat terjadi peningkatan dan sekarang sudah 33 kasus.
"Serangan Aids di kota Banjarmasin terus meningkat dan itu sungguh merisaukan hingga memerlukan kewaspadaan kita semua untuk menanggulanginya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, drg. Hj Diah R Praswasti kepada ANTARA di kantornya Banjarmasin, Selasa.
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan suatu penyakit yang cara kerjanya menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS disebabkan virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) masuk ke dalam tubuh manusia.
Virus HIV yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun), sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang.
Menurut Diah, yang cukup merisaukan karena penyakit yang menakutkan tersebut sudah menjalar ke kalangan usia remaja yaitu pelajar, tambahnya lagi tanpa merinci pelajar mana yang terkena penyakit tersebut.
Berdasarkan data yang ia himpun dari petugas di lapangan warga Banjarmasin yang terkena Aids 33 orang dan terinveksi HIV tercatat 52 orang.
Mereka yang terbanyak terjangkit penyakit yang pernah menghebohkan dunia tersebut, adalah kelompok yang memang berisiko tinggi yaitu Pekerja Seks Komersial (PSK).
Selain itu mereka yang berperilaku seks menyimpang seperti homoseks, lesbian, serta prilaku bebas lainnya di samping jarum suntik, obat-obatan terlarang, dan akibat lainnya.
Pihak Dinkes Banjarmasin sendiri selalu melakukan penyuluhan agar penyakit tersebut tidak meluas, terutama penyuluhan di kalangan pelajar,mahasiswa, dan masyarakat umum, khususnya mereka yang beresiko tinggi terjangkit virus yang belum ada obatnya tersebut.
Bahkan di Banjarmasin terdapat satu lembaga khusus menanggulangi penyakit ini yaitu Komisi Penanggulangan Aids (KPA) , serta lembaga lainnya.
Kesungguhan penanggulangan tersebut juga sudah ada peratusan daerah (Perda) mengenai Aids, yang digodok DPRD setempat, dan DPRD juga sudah melakukan studi banding ke daerah lain, bagaimana cara penanggulangan Adis.
Bahkan di lokasi-lokasi tertentu terdapat 15 lokasi oleh Dinkes disediakan otlet kondom, dalam upaya mencegah penyakit tersebut./D/C