Kota Banjarmasin,ibukota Provinsi Kalimantan Selatan yang terus mengarah kepada kota metropolitan memerlukan keberadaan jalan layang dan rel kereta api.
Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Banjarmasin, Ir Fajar Desira ketika dihubungi ANTARA di Banjarmasin, Minggu mengakui kedua prasarana tersebut menjadi pemikiran.
Oleh karena itu dalam setiap pertemuan membahas soal pembangunan Kota Banjarmasin ke depan kedua persoalan tersebut selalu menjadi perhatian, mengingat Banjarmasin belakangan ini selalu mengalami kemacetan arus lalu-lintas.
Kondisi jalan tidak bertambah, sementara jumlah pengguna jalan terus bertambah,apalagi jalan di Banjarmasin relatif tidak lebar sehingga menimbulkan kemacetan dimana-mana.
Kawasan macet yang selaiu menjadi perhatian seperti Jalan A Yani Persimpangan Jalan Gatot Soebroto,Jalan Pangeran Antasari,Jalan Pangeran Samudera, jalan S Parman, Jalan Ujung Murung, Pasar Baru, Jalan Kuripan, dan beberapa titik lagi.
Bila kawasan tersebut terus dibiarkan seperti ini maka kemacetan parah akan dirasakan dalam waktu tak lama lagi.
Upaya mengatasari hal tersebut antara lain pengaturan parkir, pengaturan jalur lalu-lintas, pelebaran jalan, dan belakangan ini akan dilakukan pembangunan jalan layang.
"Alhamdulillah rencana pembangunan jalan layang tersebut direspon pemerintah pusat melalui Departemen Pekerjaan Umum yang akan membangunkan di perempatan Jalan Gatot Soebroto," kata Fajar.
Tahun ini juga rencananya pembangunan jalan layang itu mulai dikerjakan, bila terwujud setidaknya mampu mengatasi kemacetan di wilayah tersebut.
Selain itu pemerintah pusat juga merespon perluasan jalan dan pembangunan jembatan di Jalan S Parman arah ke Jalan Hasan Basri dan nantinya bisa menjadi dua jalur.
Mengenai jalur kereta api,itu merupakan wacana yang terus dihembuskan agar menjadi perhatian juga, dan rencananya jalur tersebut di kawasan Alalak ke berbagai arah sehingga bisa melayani angkutan barang dan penumpang di pinggiran kota, demikian Fajar Desira./D/C