Banjarmasin, (Antaranews Kalsel)- "Saya tadi ke pasar terapung Lok Baintan, kemudian naik klotok menyusuri sungai, dari arah Banjarmasin, saya lihat sungainya sudah bersih dan indah sekali," kata Wali Kota Solok, Sumatera Barat, H Zul Elfian saat menemui Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina, di rumah dinas Wali Kota Banjarmasin, Jumat (22/9).
Wali Kota Solok inipun mengakui penataan sungai di Kota Banjarmasin sangat rapi. Mendengar pujian itu, Ibnu Sina hanya tersenyum. Kemudian menjelaskan, salah satu program Pemkot Banjarmasin sampai tahun 2025 adalah menjadikan Kota Banjarmasin sebagai Kota Sungai Terindah di Indonesia.
Tak hanya itu, orang nomor satu di kota berjuluk seribu sungai ini juga menerangkan tentang tata cara menjaga dan melestarikan sungai.
"Kami di sini memiliki kapal sapu-sapu. Jadi kalau ada sampah kiriman yang masuk peraiaran sungai Kota Banjarmasin, kapal itu langsung membersihkannya," jelasnya.
Wali Kota Solok H Zul Elfian, berkunjung ke Kota Banjarmasin untuk melihat langsung keindahan sungai yang ada di kota berslogan Baiman ini.
"Kami ke Banjarmasin untuk sharing dengan Wali Kota Banjarmasin tentang penataan sungai. Di daerah kami juga banyak sungai. Makanya kami mengunjungi Banjarmasin,†ujarnya.
Pujian dari wali kota Solok tersebut merupakan pujian kesekian kalinya dari mereka-mereka yang sudah mengunjungi kota dengan julukan "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut.
Banjarmasin yang seluas sekitar 98 kilometer persegi ini memang memiliki 102 sungai yang membelah wilayah daratannya yang 60 cintemeter di bawah permukaan air laut saat air pasang dalam tersebut.
Tak ada kota lain di manapun di tanah air ini yang memiliki sungai sebanyak itu, apalagi terdapat dua sungai besar Barito dan Sungai Martapura, telah menjadikan wilayah yang dibangun sejak 491 tahun silam tersebut diselimuti oleh perairan. Hari jadi kota ini jatuh per 24 September.
Dengan dipenuhi perairan praktis Kota Banjarmasin tak memiliki sumber daya alam berupa hutan, maupun tambang, yang ada adalah sungai.
Kendati demikian tak membuat Kota Banjarmasin yang kini berpenduduk hampir 800 ribu jiwa tersebut merasa pesimis membangun kota ini, malah sebaliknya perairan yang luas itu dinilai sebagai berkah, makanya oleh Pemkot Banjarmasin yang dikomandani Wali Kota Ibnu Sina dan Wakil Wali Kota Hermansyah bertekad menjadikan sungai-sungai tersebut menjadi magnet ekonomi.
"Kita ingin menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota sungai terindah di Indonesia," katanya kepada penulis saat dialog panderan gardu BanjarTV, beberapa hari lalu.
Bagaimana caranya menjadikan Kota Banjarmasin sebagai kota sungai terindah, salah satunya apa yang sudah dilakukan dengan pembangunan siring bantaran Sungai Martapura baik yang ada di Jalan Pire Tendean maupun di Jalan Sudirman yang sudah menghabiskan dana puluhan miliar rupiah.
Rencananya panjang siring yang berada di pusat kota yang mayoritas penduduk beragama Muslim ini adalah sepanjang lima kilometer, dengan panjang itu maka kawasan tersebut akan jadi semacam "Water Front City." kata Ibnu Sina.
Untuk mendukung keindahan sungai-sungai tersebut, tambahnya banyak fasilitas yang dibangun dan rencana akan dibangun terus, salah satu yang sudah dibangun adalah dermaga Pasar Terapung Tendean dan terbukti kawasan ini menjadi ikon wisata yang setiap minggu didatangi tak kurang dari lima ribu pengunjung.
Selain terdapat ratusan jukung menjual aneka barang dagangan di pasar terapung yang didominasi oleh pedagang ibu-ibu berpakaian khas bertopi lebar (tanggui) dan berpupur dingin (masker tebal) hingga menjadi daya tarik bagi pendatang juga terdapat pula sedikitnya 80 buah klotok.
Klotok atau perahu bermesin ini menyediakan wisata susur Sungai Martapura dengan tarif relatif murah hanya Rp5000,- per sekali naik, dan jumlah itupun kadangkala tak mencukupi oleh begitu banyaknya permintaan wisatawan lokal dan wisatawan nusantara dan mancanegara untuk ikut susur sungai tersebut.
Kedepannya setiap siring akan dilengkapi pula oleh dermaga untuk turun naik penumpang klotok, tentu saja dermaga kontruksi beton tersebut akan dihubungkan oleh moda transportasi darat, tambah Ibnu Sina.
Hal lain menambah kesemarakan Siring Sungai tersebut setelah dibangunnya monumen kera besar endemik Kalimantan, takni kera Bekantan (Nasalislarvatus) ukuran besar, sehingga bagi siapa saja yang datang ke Banjarmasin lalu berfoto dengan latar belakang monumen Bekantan maka orang akan tahu kalau itu di Banjarmasin.
Kemudian di tepian sungai ini pula dilengkapi oleh rumah lanting- rumah lanting terapung yang diberi cat warna warni hingga bagaikan pelangi, dan begitu pula rumah di bantaran sungai diberi cat warna warni pula, terutama di kawasan kampung Seberang Masjid.
Fasilitas lain yang memperindah sungai setempat adanya kawasan industri kain sasirangan sekaligus lokasi penjualannya sebagai barang cendramata (souvenir) bagi wisatawan seperti yang ada di Sungai Jingah dan Kampung Seberang Masjid.
Tiap-tiap jembatan yang menyeberangi sungai kedepannya akan dibuat melengkung sehingga memudahkan kapal atau klotok hilir mudik menikmati wisata sungai ini,
apalagi di beberapa lokasi juga terdapat pusat-pusat kuliner yang menjajakan makanan khas Banjar "Soto Banjar," "Nasi Kuning," dan kue-kue Suku Banjar yang dikenal dengan istilah wadai 41 macam.
Taman-taman kota pun terus dibenahi di bantaran sungai tersebut, serta lampu-lampu hias sehingga menambah kesemarakan di saat malam hari khususnya di kawasan Siring Tendean.
"Lihat saja di kawasan Siring Tendean banyak ruang terbuka hijau yang teduh, sejuk, dan banyak tempat-tempat duduk, sehingga warga bisa bercengkrama seraya membaca buku atau menikmati aneka kuliner yang terdapat di kawasan itu," kata Wakil Wali Kota Herman Syah menambahkan.
Tepian sungai ini juga terdapat Pusat Pelelangan Ikan (TPI) ikan air tawar dan kedepannya lokasi itu ditambah dengan pusat jajakan ikan bakar, silahkan nantinya bagi pengunjung pilih sendiri ikan di TPI lalu dibakar di lokasi itu, untuk menikmati ikan-ikan sungai seperti ikan haruan, pepuyu, sapat siam, lele, adungan, kelabau, baung, lampam, puyau, jelawat, pipih, patin, bakut, dan aneka ikan lainnya.
Tentu saja hal itu tak akan lengkap jika keamanannya terganggu, makanya kawasan-kawasan yang menjadi destinasi wisata sungai itu harus dijaga 24 jam baik oleh kepolisian, wakar-wakar yang dipilih, atau oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dengan fasilitas-fasilitas tersebut kini telah mengangkat derajat kepariwisataan sungai Banjarmasin, dan belakangan Banjarmasin sudah menjadi incaran wisatawan, bahkan kegiatan-kegiatan skala nasional baik oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah sudah seringkali digelar di Banjarmasin seraya menikmati wisata susur sungai tersebut.
Lapsus - Banjarmasin Menuju Kota Sungai Terindah Bermoto "Baiman"
Minggu, 24 September 2017 12:10 WIB