Situbondo (ANTARA) - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mencatat jumlah ternak sapi yang terindikasi terpapar penyakit mulut dan kuku atau PMK bertambah menjadi 210 ekor dari sebelumnya 82 ekor sapi.
Dari 210 ekor ternak sapi itu 43 ekor sapi milik peternak mati atau kematian ternak sapi mati diduga terpapar virus PMK dalam sepekan bertambah delapan ekor sapi (sebelumnya mati 35 ekor).
"Vaksinasi PMK sudah kami lakukan, namun virus penyakit mulut dan kuku pada ternak ini penyebarannya sangat cepat," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Situbondo Achmad Junaidi saat rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPRD Situbondo, Selasa.
Di hadapan wakil rakyat itu, Junaidi juga menyampaikan bahwa petugas kesehatan hewan setempat sudah melakukan vaksinasi PMK sebanyak 1.500 dosis bantuan dari Kementerian Pertanian.
Baca juga: Wamentan minta peternak sapi di Jawa Timur siaga 1 hadapi PMK
Junaidi mengatakan juga akan segera melakukan rapat koordinasi dengan petugas lapangan untuk memastikan pelaksanaan vaksinasi untuk menekan penyebaran virus PMK pada ternak.
"Berdasarkan surat dari Kementerian Pertanian, pasar hewan harus ditutup selama 14 hari jika terjadi kasus PMK, karena situasi ini memang mengkhawatirkan namun kami akan melakukan segala upaya untuk mengatasi wabah PMK dan penutupan sementara pasar hewan menjadi salah satu pilihan yang akan kami pertimbangkan," kata dia.
Ketua Komisi II DPRD Situbondo Djaenur Ridoh mengaku prihatin dengan penyebaran virus penyakit mulut dan kuku pada ternak sapi di Situbondo.
"Hampir semua kecamatan terdampak virus PMK, dan hingga saat ini sudah ada sekitar 43 ekor sapi yang mati. Kami juga meyakini bahwa jumlah kematian sapi melebihi data dari dinas karena kemungkinan peternak tidak melapor," katanya.
Baca juga: Fapet UGM bentuk Satgas Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku
Baca juga: Virus PMK kembali serang ternak sapi di Kabupaten Sragen
Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Indra Gultom