Pasokan kebutuhan pokok seperti beras unus, ikan haruan dan gula pasir di Banjarmasin Kalimantan Selatan mampu menjaga stabilitas ekonomi daerah ini selama 2011.
Direktur Bank Indonesia Regional Kalimantan Khairil Anwar di Banjarmasin, Rabu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan di sepanjang tahun 2011 ini menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari tahun 2010.
Laju pertumbuhan ekonomi Kalsel pada 2011 ini diperkirakan mencapai 6,02 persen lebih tinggi dari pertumbuhan tahun 2010 sebesar 5,58 persen.
Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Kalsel tersebut, kata Kharil ditopang oleh masih kuatnya konsumsi masyarakat serta membaiknya aktivitas ekspor Kalsel.
"Meskipun membaik, kami memberi catatan pada minimnya realisasi belanja modal pemerintah daerah, sehingga efek dominonya terhadap perekonomian relatif terbatas," tambahnya.
Namun demikian, kata dia, yang patut bersyukur, laju inflasi Kalsel di tahun 2011 ini relatif terjaga dengan perkiraan sampai akhir tahun sebesar 3,7 persen, jauh lebih rendah dari tahun 2010 sebesar 9,06 persen.
Rendahnya, laju inflasi Kalsel tersebut antara lain karena ditopang oleh terjaganya pasokan komoditas bahan pokok Kalsel seperti beras unus, gula pasir, ikan haruan, daging ayam ras dan cabai.
"Kami sangat mengapresiasi perhatian Pemerintah Daerah Provinsi Kalsel yang semakin besar terhadap permasalahan-permasalahan inflasi," katanya.
Menurut dia, peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kalsel juga dirasakan semakin efektif, meskipun seringkali terkendala oleh kebijakan yang hanya bisa diselesaikan di tataran nasional.
Kepala Biro Keuangan Pemprov Kalsel Jehan mengatakan, hingga pertengahan Desember realisasi belanja modal pemerintah telah mencapai 80 persen lebih.
Diharapkan, hingga akhir tahun sebagian besar proyek yang telah ditetapkan bisa direalisasikan dengan baik, kendati tidak mungkin direalisasikan 100 persen.
Sebelumnya penyerapan modal pemerintah hingga semester dua masih cukup rendah yaitu di bawah 40 persen lebih rendah dibanding 2010 periode sama mencapai 60 persen lebih./B/C