Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) mengalokasikan anggaran sebesar Rp75.986.474.452 untuk membantu biaya hidup mahasiswa dan dosen terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
"Kami juga memberikan bantuan biaya hidup bagi mahasiswa dan dosen terdampak bencana alam dengan total anggaran Rp75.986.474.452," kata Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Fauzan dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin.
Fauzan mengatakan pemberian bantuan biaya hidup tersebut merupakan salah satu program dalam menanggulangi dampak bencana, terutama terhadap pendidikan tinggi di Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh.
Selain bantuan biaya hidup, lanjutnya, Kemendiktisaintek juga menghadirkan program pengabdian kepada masyarakat tanggap darurat bencana dengan total pendanaan sebesar Rp46.535.820.000. Berikutnya ada pula penggalangan dana dan pengadaan bantuan langsung.
Baca juga: Tiga kampus di Aceh buka dapur umum, sediakan 500 porsi makanan/hari
Baca juga: Stella tegaskan kolaborasi kampus jadi kunci tangani bencana Sumatera
"Ini kami menggerakkan dari seluruh jajaran PTN, LLDIKTI, dan jajaran Kemendiktisaintek," ujar Wamendiktisainek Fauzan.
Dari penggalangan dana dan pengadaan bantuan langsung itu, lanjut dia, terkumpul bantuan sebesar Rp7.071.500.000.
Dalam kesempatan yang sama Wamendiktisaintek Fauzan menyebutkan Kemendiktisaintek mencatat per 6 Desember pukul 21.00 WIB terdapat 60 perguruan tinggi yang terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatera.
Enam puluh perguruan tinggi itu terdiri atas 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan 27 Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Aceh, satu PTN dan 13 PTS di Sumatera Utara, serta sembilan PTN dan enam PTS di Sumatera Barat.
Baca juga: Kemdiktisaintek-Polmed penanganan bencana Sumut, susu bayi diperlukan
Baca juga: Kemendiktisaintek: Penanganan dampak bencana selesai 31 Desember
Wamendiktisaintek Fauzan mengatakan sebagian besar kegiatan belajar dan mengajar di daerah terdampak bencana itu terhenti karena kondisi akses, lokasi, dan sivitas akademika yang terdampak bencana mengungsi.
Dari seluruh PTN dan PTS itu, lanjut dia, terdapat sebanyak 1.306 dosen dan 18.824 mahasiswa yang menjadi korban terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, serta Sumatera Barat.
Ia menyampaikan data umum dari Kemendiktisaintek menunjukkan terdapat sejumlah kerusakan sarana dan prasarana pendidikan yang meliputi fasilitas pembelajaran di kelas, komputer, laptop, bangunan, dan ruangan belajar yang rapuh dan ambruk, listrik dan jaringan internet yang mati dan terputus, akses jalan tertutup, dan kerusakan fasilitas penunjang, seperti laboratorium.
"Ini adalah kondisi identifikasi yang selama ini kita lakukan dalam skema tahap penanggulangan darurat," ujar Wamendiktisaintek Fauzan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemendiktisaintek siapkan Rp75,9 miliar bantu mahasiswa korban bencana
