"Saya kira kerbau rawa seperti terdapat di Danau Panggang Hulu Sungai Utara (HSU) masih berpotensi sebagai objek wisata sebagaimana karapan sapi Madura, Jawa Timur (Jatim)," ucapnya di Banjarmasin, Rabu.
Beberapa tahun belakangan kerbau rawa tersebut sebagai destinasi wisata belum maksimal pengelolaannya serta promosinya, ujar wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten HSU, Balangan dan Kabupaten Tabalong itu.
Menurut wakil rakyat bergelar sarjana ekonomi itu, perlu penataan kawasan kehidupan kerbau rawa tersebut guna lebih memberi daya tarik wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara.
Sebagai contoh kawasan kehidupan kerbau rawa tersebut mudah terjangkau dan terlihat serta fasilitas penunjang, sehingga wisatawan terkesan puas, lanjut wakil rakyat dari Partai Hari Nurani Rakyat (Hanura) itu.
Oleh karena itu, dia menyarankan, kawasan kehidupan kerbau rawa tersebut mungkin ada baiknya relokasi ke daerah rawa monoton Sungai Buluh yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalsel.
"Kalau kehidupan/penggembalaan kerbau rawa itu di Sungai Buluh, maka akan mudah terjangkau, baik jalan Muara Tapus maupun jalan raya dari Banjarmasin menuju Amuntai, ibukota HSU (185 kilometer utara Banjarmasin)," demikian Saiman.
Selain kerbau rawa yang pernah ramai mendapat perhatian wisatawan hingga tahun 1980-an, di HSU tersebut juga terdapat penangkaran burung belibis yang terancam punah, sehingga masih bisa sebagai jamuan makanan khas daerah setempat.
Kemudian di HSU tersebut juga terkenal dengan Itik Alabio, jenis itik (bebek) unggul yang sempat menasional dan bahkan mendunia pada tahun 1980-an Kalsel pernah mengekspor itik Alabio ke Australia.