Jakarta, (Antaranews Kalsel) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk berencana menerbitkan seluruh sisa plafon Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2017 sebesar Rp7 triliun pada semester II 2017.
Direktur Internasional dan Treasuri BNI Panji Irawan di Jakarta, Rabu, mengatakan dana dari penerbitan obligasi tersebut akan menopang pertumbuhan penyaluran kredit perseroan yang ditargetkan 16-17 persen (year on year/yoy).
Selain obligasi, dengan mempertimbangkan kondisi pasar, perseroan juga mengkaji untuk menerbitkan kembali sertifikat deposito (negoitable certificate deposit/NCD) dan penarikan pinjaman bilateral di akhir 2017.
"Kami akan lihat 'demand' (permintaan) di pasar untuk penerbitan obligasi. Namun kondisi likuiditas masih oke," kata dia.
Untuk pinjaman bilateral, dalam "pipeline" atau rencana BNI, nilai yang diajukan sekitar 500 juta dolar AS.
Pada semester I 2017, emiten bersandi BBNI itu telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2017 sebesar Rp3 triliun. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2017 BNI memiliki plafon Rp10 triliun.
Untuk NCD, BNI juga telah menerbitkan nilai emisi Rp2,7 triliun pada triwulan I 2017.
Selain dana dari obligasi yang tergolong dana mahal, perseroan juga mengincar pelonggaran likuiditas dari pertumbuhan simpanan dana murah. Peningkatan jumlah dana murah dicapai dengan pemanfaatan layanan perbankan digital, dan pembukaan kantor cabang baru.
Per akhir semester I 2017, realisasi pengumpulan dana murah BNI sebesar Rp 282,2 triliun, atau menyumbang 60,9 persen dari total dana Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sebesar Rp463 triliun./f