Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan DPRD Kalimantan Selatan (Kalsel) Firman Yusi berpendapat, provinsinya juga berpotensi untuk mengembangkan pertanian organik sebagaimana Bali.
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin itu mengemukakan pendapatan ketika dikonfirmasi, Selasa, usai menyertai studi komparasi Komisinya yang juga membidangi pertanian secara umum/luas ke Provinsi Bali, 22-24 Juni 2025.
Baca juga: Desy dukung pelatihan manfaatkan "susupan gunung" buat pupuk organik
"Sebagaimana halnya 'Pulau Dewata Bali' kita Kalsel pun berpotensi mengembangkan pertanian organik," ujar Firman Yusi yang juga Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kalsel.
Dengan mengutip data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali di Denpasar (23/06) lalu pada lTahun 2025, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Pulau Dewata Bali telah mencatatkan ekspor 12.000 ton beras organik ke Amerika Serikat.
Menurut anggota DPRD Kalsel dua periode itu, pertanian organik menjadi peluang meningkatkan nilai tambah produk pertanian provinsinya sekaligus memastikan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat,ntermasuk di bidang pertanian berlangsung secara berkelanjutan dan ramah lingkungan.
"Sebagaimana diketahui bahwa produk pangan berlabel organik menjadi trend gaya hidup sejak satu dekade terakhir. Sebab banyak penelitian menunjukkan bahwa pangan yang diproduksi secara organik sangat mendukung pola hidup sehat dan dapat meminimalkan risiko manusia mengidap penyakit tidak menular tertentu," ujar Firman Yusi.
Selain itu, produk pangan organik juga diyakini mempercepat proses penyembuhan penyakit, lanjut wakil rakyat asal daerah pemilihan Kalsel V/Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Balangan dan Kabupaten Tabalong tersebut.
Menurut wakil rakyat kelahiran "kota minyak" Tanjung (237 km utara Banjarmasin) ibukota Tabalong itu, dengan mengaplikasi pertanian organik, Kalsel berkesempatan untuk mengatasi beberapa masalah yang saat ini mengemuka.
“Petani kita masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk, khususnya pupuk bersubsidi, kemudian harga pangan kita yang masih belum stabil dan cenderung merugikan petani serta tingginya residu pupuk kimia di perairan Kalsel. Problem-problem itu bisa diminimalkan jika pertanian organik diterapkan," tambahnya.
Ia mengatakan, untuk mengaplikasikan dan menuai hasilnya memang perlu proses yang cukup panjang. “Provinsi Bali memulainya tahun 2009, membuat regulasinya tahun 2019 dan sekarang petani organiknya sudah menikmati hasilnya,” paparnya.
Oleh karena itu, menurut Firman perlu kerja keras yang serius dari Pemprov Kalsel jika ingin menerapkan pertanian organik tersebut.
Baca juga: Anggota DPRD Kotabaru sosialisasikan Raperda tentang pertanian organik
"Langkah yang harus dilakukan antara lain; identifikasi dan pemetaan wilayah potensial, penyusunan kurikulum pelatihan organik berbasis lokal yang mudah diterima dan diterapkan petani, fasilitasi sertifikasi organik lokal maupun nasional untuk menjamin mutu dan memperluas akses pasar, pemberian insentif dan subsidi untuk mendukung transisi petani menuju sistem organik," ujarnya.

Karenanya pula.Firman sepakat sekali kalau Provinsi Kalsel dalam waktu segera juga menyusun regulasi terkait, mencontoh Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Bali Nomor 8 tahun 2019 tentang Sistem Pertanian Organik yang menuntun aksi pemerintah daerah untuk itu
Petani Kalsel sendiri menurut Firman tidak akan terlalu sulit untuk menerima konsep seperti Bali, mengingat di beberapa wilayah praktek pertanian dengan penggunaan bahan kimia minimum sudah dipraktekkan.
“Yang saya tahu petani padi lahan kering di pegunungan daerah hulu sungai atau Banua Anam Kalsel dengan varietas padi lokal sudah mempraktekkan dengan baik, mereka menghasilkan beras gunung aromatik dari praktek tersebut, ujar Firman.
Menurut dia, Pemprov Kalsel tinggal memberikan dukungan tambahan berupa perlindungan terhadap lahan dari konversi, membantu mempertahankan daya dukung lahan lewat subsidi dan bantuan pupuk dan pestisida organik serta mendukung dan memfasilitasi sertifikasi produk pangan mereka agar dapat masuk ke pasar global.