Banjarmasin (ANTARA) - Lapas Kelas IIA Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) melakukan pemeriksaan kesehatan guna mendeteksi dini penyakit menular bagi 105 warga binaan pemasyarakatan yang baru saja menjalani hukuman.
“Kami melakukan penyuluhan dan pemeriksaan penyakit menular serta Voluntary Counseling and Testing (VCT) yang meliputi skrining HIV, sifilis, dan NAPZA,” kata Tim Pemeriksa Kesehatan Yayuk Ruwaidah di Banjarmasin, Rabu.
Baca juga: Lapas Banjarmasin bina WBP produksi batako untuk usaha mandiri
Ia menyebutkan, pemeriksaan ini merupakan langkah penting untuk mengetahui status kesehatan para tahanan baru sejak pertama kali masuk ke lapas.
“Dengan deteksi dini, kami bisa memberikan penanganan yang tepat dan mencegah penyebaran penyakit menular di dalam lapas,” ujar Yayuk.
Menurut dia, pemeriksaan ini membantu petugas untuk mensterilkan kondisi di dalam lapas, utamanya skrining NAPZA karena dapat mengidentifikasi warga binaan yang memerlukan penanganan khusus melalui program rehabilitasi.
Baca juga: Kanwil Ditjenpas Kalsel berkomitmen beri layanan terbaik bagi masyarakat
Yayuk mengungkapkan langkah ini menjadi bagian strategis pemasyarakatan yang tidak hanya fokus terhadap pembinaan, tetapi juga pemulihan kesehatan fisik dan mental para warga binaan, khususnya yang baru menjalani hukuman.
Lapas Banjarmasin berharap pemeriksaan kesehatan itu menjadi fondasi kuat dalam menciptakan lingkungan pemasyarakatan yang lebih sehat, aman, dan mendukung proses reintegrasi sosial yang lebih baik lagi bagi para warga binaan terutama di Banjarmasin.
“Seluruh tahanan yang baru masuk menjalani pemeriksaan secara menyeluruh, ini untuk mewujudkan kesehatan di lingkungan lapas,” ujar Yayuk.
Baca juga: Lapas Banjarmasin salurkan bantuan ke keluarga WBP