"Peneliti Jepang sangat terkesan melihat Stasiun Riset Bekantan, baik fasilitasnya maupun ekosistem lahan basahnya yang terjaga dengan baik. Mereka ingin mempelajari lebih jauh upaya konservasi di Pulau Curiak," kata Founder Sahabat Bekantan Indonesia (SBI) Foundation Dr Amalia Rezeki di Banjarmasin, Minggu.
Baca juga: Bermain sambil belajar pelestarian Bekantan lewat komik digital Bekantan
Futoshi Ishiguri pun berkesempatan melihat kehidupan kawanan bekantan (Nasalis larvatus), primata monyet besar berhidung panjang dari dunia lama yang menjadi ikon Provinsi Kalimantan Selatan.
Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki yang juga dosen Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Lambung Mangkurat (ULM) berharap ke depan bisa terjalin kerja sama lebih lanjut dengan universitas negeri di Jepang bagian utara itu, terutama di bidang riset lahan basah dan upaya mitigasi perubahan iklim.
Sementara Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ULM Prof Sunardi yang turut mendampingi delegasi Jepang itu mengaku bersyukur Yayasan SBI dan ULM memiliki Stasiun Riset Bekantan sebagai wadah penelitian di lahan basah.
"Pulau ini sangat penting untuk menjaga lingkungan kita baik flora maupun fauna yang sebagian besar hampir punah, dan ini kewajiban kita untuk melindungi," ucapnya.
Baca juga: Pemkab Tapin jadikan Tapin Selatan pusat Ekowisata Bekantan
Sunardi berjanji ULM dan Utsunomiya University akan merealisasikan kolaborasi riset dan mengembangkan apa yang sudah ada di Pulau Curiak.
"Ini sebagai upaya terus menggaungkan konservasi sebagaimana yang sudah diinisiasi dan dipelopori oleh Amel dan tim SBI bersama ULM," katanya.
Di sisi lain Futoshi Ishiguri mengaku sangat tertarik dengan Stasiun Riset Bekantan serta upaya pemulihan ekosistem lahan basah yang dilakukan Amalia Rezeki bersama timnya.
Dia melihat Pulau Curiak sangat menarik karena banyak sekali pohon yang ditanam hingga membuat habitat dan mengundang satwa liar untuk hidup bebas.
Ishiguri pun percaya manusia berkontribusi untuk menjaga kondisi ekologi di tempat itu sehingga membuatnya kagum.
Baca juga: Dr. Amalia Rezeki sambut wisatawan kapal pesiar Australia di Stasiun Riset Bekantan

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Peneliti Jepang pelajari konservasi bekantan di Pulau Curiak